Hidup Emosi

|1 comments
Hidup emosi adalah suatu corak perasaan jiwa yang datangnya secara tiba-tiba dalam waktu yang relatif singkat, hebat, dan disertai kegiatan-kegiatan fisik.


  • Stabilitas, frekuensi/keseringan perubahan reaksi emosional (stabil atau labil).
  • Keadalaman, amplitudo/kekuatan reaksi emosional (dalam, normal, atau dangkal).
  • Pengendalian, kemampuan penguasaan emosi diri (terkendali atau tidak terkendali).
  • Adekuat-Inadekuat, keserasian reaksi emosional dengan makna dan isi perasaan (adekuat atau inadekuat).
  • Echt-Unecht, kesungguhan dari ekspresi emosional (echt atau unecht)
  • Skala diferensiasi, tingkat pembedaan reaksi emosional (melebar, normal, menyempit).
  • Einfuhlung (empati), tingkat perabarasaan emosi oleh orang lain/pemeriksa (dapat, sukar, tidak dapat dirabarasakan). 
  • Arus emosi, kecepatan reaksi emosional terhadap rangsangan (cepat, normal, atau lambat).

Keadaan Afektif (Mood)

|1 comments
Afek adalah emosi yang segera dirasakan berkaitan dengan ide, representasi mental dari objek berupa ekspresi emosional yang dilihat yang meliputi:
  • Sesuai (appropriate), kondisi dimana irama emosional sesuai dengan gagasan, pikiran, atau pembicaraan yang menyertai.
  • Terbatas (restricted/constricted), penurunan intensitas irama perasaan yang masih kurang buruk dibanding afek tumpul.
  • Tumpul (blunted), gangguan afek berupa penurunan intensitas irama perasaan yang terungkap.
  • Tidak sesuai (inappropriate), ketidakharmonisan antara irama perasaan emosional dengan gagasan, pikiran, dan pembicaraan yang menyertai.
  • Datar (flat), tidak ada atau hampir tidak adanya ekspresi afek yang bermanifestasi sebagai suara yang monoton dan wajah yang tidak berubah. 
  • Labil, perubahan irama yang cepat dan tiba-tiba dan tidak berhubungan dengan stimuli eksternal.


Mood adalah emosi yang meresap dan dipertahankan dalam waktu lama, yang dialami secara subjektif dan dilaporkan oleh seseorang dan terlihat oleh orang lain.
  • Eutimik, mood dalam rentang normal
  • Hipertimik, mood yang meningkat (gembira) di atas rentang normal

Euforia, perasaan kesejahteraan positif yang abnormal
Elasi, mood yang diliputi keyakinan dan kesenangan yang patologis.
Ekspansif, ekspresi tanpa pembatasan, seringkali dengan penilaian berlebihan terhadap kepentingan atau makna diri.
Ekstasi, kegembiraan yang luar biasa dan melebihi batas.
  • Hipotimik
Berkabung (grieving), kesedihan yang sesuai dengan kehilangan yang nyata.
Depresi, perasaan kesedihan yang patologis.
Anhedonia, kehilangan minat terhadap semua aktivitas.
  • Distimik
Irritable, mudah terganggu dan marah.
Disforik, mood yang gelisah dan tidak menyenangkan.
  • Poikilotimik (labil), osilasi antara euforia dan depresi atau kecemasan
  • Aleksitimia, ketidakmampuan atau kesulitan dalam menggambarkan atau menyadari emosi atau mood seseorang.

    Kontak Psikis

    |0 comments
    Kontak psikis adalah kesanggupan seseorang untuk mengadakan hubungan mental atau emosional; terdiri dari kontak mata, fisik, dan verbal (interpretasinya meliputi ada, kurang, minimal, tidak ada).

    Verbalisasi

    |0 comments
    Verbalisasi adalah kejelasan pengucapan kata-kata (termasuk artikulasi) saat berbicara (interpretasinya meliputi jelas, kurang jelas, tidak jelas).

    Cara Bicara

    |0 comments
    Cara bicara adalah kelancaran berbicara seseorang yang meliputi lancar, monosilabel, gagap, terbata-bata, formal, berpantun, ataupun yang lain-lain.

    Ekspresi Fasial

    |0 comments
    Ekspresi fasial (ekspresi muka) adalah suatu keadaan yang dapat dilihat dari wajah seseorang untuk menentukan keadaan emosionalnya (interpretasinya meliputi wajar, curiga, bengong, sedih, marah, cemas, takut, datar, dan lain-lain).

    Karangan/Tulisan/Gambaran (Pasien Gangguan Jiwa)

    |0 comments
    Perintahkan pasien menulis, mengarang tulisan, atau menggambar sesuatu secara independen (tanpa diberikan tema khusus oleh pemeriksa). Seringkali hasil dari tulisan atau gambar yang dibuat oleh pasien gangguan jiwa (pasien dengan skizofrenia), menggambarkan isi pikirannya. Gambar di bawah ini menunjukkan contoh tulisan yang dibuat oleh salah seorang pasien dengan gangguan jiwa:

     Gambar 1. Salah satu tulisan yang ditulis penderita skizofrenia. Terlihat jelas struktur kalimat yang kacau.

    Gambar 2. Salah satu ruangan penderita skizofrenia di St. Elizabeth Hospital dipenuhi dengan gambar-gambar abstrak.

    Tingkah Laku Motorik

    |0 comments
    Tingkah laku motorik adalah perbuatan dan pergerakkan yang dipengaruhi keadaan jiwa seseorang dan dapat dilihat oleh orang lain. Tingkah laku motorik yang dapat dinilai meliputi:
    • Normoaktif: dorongan yang wajar untuk bergerak dan relevan dengan lingkungan.
    • Hiperaktif: dorongan yang besar untuk bergerak sehingga cenderung tidak terbendung.
    • Hipoaktif: dorongan yang sangat kurang untuk bergerak walaupun diberi eksternal.
    • Gelisah: dorongan yang menunjukkan adanya ketegangan jiwa yang memuncak.
    • Terkoordinasi: adanya keadaan gerakkan yang harmonis (ditulis: ada atau tidak).
    • Mannerism: gerakan yang bermacam-macam dan aneh, yang seringkali menarik perhatian dan tidak sesuai dengan stimulus eksternal.
    • Stereotipik: gerakan yang bertahan dalam satu/dua gerakan yang khusu dan tidak sesuai dengan stimulus eksternal.

    Inisiatif

    |0 comments
    Secara garis besar inisiatif adalah dorongan internal untuk melakukan perbuatan baru, tidak sekedar mencontoh atau merespon stimulus eksternal.
    Berdasarkan ilmu perilaku manusia, inisiatif dapat diartikan sebagai kemampuan dan kecenderungan untuk memulai suatu tindakan, misalnya memberikan sesuatu atau membantu orang lain tanpa diminta.

    Sikap

    |0 comments

    Sikap adalah keadaan yang diperlihatkan oleh seseorang yang dapat menjadi patologis terhadap jiwa seseorang tersebut. Dalam pengertian medis, sikap seorang pasien terhadap dokter meliputi:
    • Kooperatif: bersahabat, menuruti petunjuk atau perintah, dan mau bekerja sama serta mampu memberi respon yang relevan.
    • Indifferent: tidak menunjukkan suatu kecenderungan tertentu atau tidak memberikan respon psikis terhadap stimulus dan tidak menunjukkan adanya dorongan internal sehingga sulit untuk menentukan arah sikapnya. 
    • Apatik: sikap acuh tak acuh, masa bodoh, dan tidak menghiraukan apapun yang terjadi di sekelilingnya, hanya mengikuti dorongan internal.
    • Agresif: didominasi sikap melawan dan agresivitas terhadap lingkungan sekitar.
    •  Negativstik: respon terhadap petunjuk atau perintah yang bertolak belakang, tanpa alasan yang objektif.
    • Dependen: sikap ingin menggantungkan diri secara berlebihan pada pemeriksa atau orang lain.
    • Infantile: sikap kekanak-kanakkan (tidak menunjukkan kedewasaan).
    • Curiga: sikap yang tidak percaya dan seolah-olah menyangsikan maksud dari perkataan atau gerakkan orang lain.
    • Rigid: sikap kaku dan tidak fleksibel.
    • Fleksibel (Berubah-ubah): sikap yang tidak stabil, selalu berganti-ganti sikap, dan seringkali menunjukkan kegelisahan.
    • Tegang: sikap yang tidak tenang dan diliputi kegelisahan
    • Stereotipik: sikap yang bertahan dalam satu keadaan saja dalam waktu yang lama dan sering tidak masuk akal.

    Perhatian (Atensi)

    |0 comments
    Perhatian adalah proses mental yang sadar dimana individu memilih dan memeriksa dunia dalam dan dunia luarnya untuk mendapatkan data yang diperlukan; dalam artian kemampuan individu tersebut untuk memusatkan pikiran terhadap lingkungannya. Interpretasi perhatian meliputi:
    • Adekuat: kemampuan untuk memusatkan perhatian menuju stimuli yang relevan dan mempertahankannya dalam waktu yang cukup lama.
    • Distraktibilitas: ketidakmampuan untuk memusatkan perhartian karena tertarik kepada stimuli eksternal yang tidak penting atau tidak relevan dan menyimpang.
    • Inatensi: ketidakmampuan untuk memusatkan perhatian, seringkali akibat kelelahan, keracunan, atau akibat keadaan psikotik. Pada retardasi mental, inatesnsi disebabkan oleh miskinnya asosiasi pikiran.
    • Inatensi selektif: hambatan hanya pada hal-hal tertentu, yang biasanya tidak menyenangkan atau menimbulkan kecemasan.
    • Hipervigelensi

    Kesadaran dan Penilaiannya

    |0 comments
    Kesadaran adalah penghayatan atau pengetahuan yang penuh dari individu akan dirinya sendiri dan lingkungannya; dalam pemeriksaan psikiatri, setidaknya ada tiga garis pengertian atau penggunaan kesadaran, yaitu:
    Kesadaran dalam pengertian psikoanalitik (dan psikodinamik) adalah kesadaran berdasarkan teori topografik dari Sigmund Freud. Kesadaran berdasarkan pengertian psikoanalitik dibagi menjadi tiga yakni:
    1. Alam sadar (conscious), berisikan hal-hal yang berada dalam tingkat pengetahuan sadar individu. Isi mental dalam hal ini dapat berupa ingatan, ide, sensasi, emosi, bayangan mental, dan pengalaman sejenis lainnya.
    2. Alam prasadar (preconscious), berisikan hal-hal yang tidak berada dalam tingkat pengetahuan sadar individu, tetapi dengan mudah dapat ditarik ke alam sadar dengan memusatkan perhatian.
    3. Alam tidak sadar (unconscious), berisikan hal-hal yang tidak berada dalam tingkat pengetahuan sadar individu dan sangat sulit ditarik kembali ke alam sadar.
    Kesadaran dalam pengertian organobiologik (sensorium) adalah tingkatan kesadaran yang dinilai dari respon sensoris dan motoris individu terhadap stimulus yang diberi. Kesadaran berdasarkan pengertian organobiologik dinilai dengan GCS (Glasgow Coma Scale).

    Kesadaran dalam pengertian mental, diartikan sebagai penghayatan atau pengetahuan yang penuh dari individu akan dirinya sendiri dan lingkungannya yang memerlukan suatu persepsi dari dalam (diri sendiri) dan persepsi dari luar (lingkungan). Oleh karena itu, kesadaran dalam pengertian mental sangat berkaitan erat dengan kasedaran dalam pengertian organobiologik.

    Berdasarkan ketiga pengertian tersebut, tampak bahwa pengertian kesadaran tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Sejalan dengan itu, tanpa membedakan kesadaran psikis atau organobiologis, penilaian kesadaran meliputi:
    • Compos mentis adalah adanya kemampuan untuk menyadari keadaan diri dan lingkungannya dengan baik.
    • Compos mentis terganggu terjadi apabila kesadaran mental individu mengalami gangguan. 
    • Disorientasi adalah gangguan orientasi yang meliputi gangguan pada orientasi waktu, tempat, dan atau personal.
    • Kabur adalah kejernihan ingatan yang tidak lengkap dengan gangguan persepsi dan sikap.
    • Stupor adalah hilangnya reaksi disertai ketidaksadaran terhadap lingkungan sekeliling.
    • Delirium adalah kekacauan motorik dan bicara, gelisah, rasa disorientasi yang disertai rasa takut dan halusinasi.
    • Koma adalah ketidaksadaran dalam derajat yang sangat berat sehingga tidak bisa disadarkan dengan stimulus apapun.
    • Koma vigil (mutisme akinetik) adalah koma dimana seseorang tampak tertidur namun bisa segera dibangunkan.
    • Twilight state (keadaan temaram) adalah gangguan kesadaran yang disertai halusinasi.
    • Dreamlike State (keadaan seperti mimpi) adalah perubahan kesadaran seperti memasuki alam mimpi yang muncul mendadak dan bertahan beberapa lama, seringkali disertai halusinasi visual, akustik, dan olfaktorik. Biasanya berhubungan dengan lesi lobus temporalis. 
    • Somnolensi adalah keadaan mengantuk yang abnormal yang paling sering ditemukan pada proses organik.

    Psikopatologi

    |0 comments
    Psikopatologi adalah ilmu yang membahas tentang gangguan mental (mental ilness dan mental distress) dan perilaku abnormal/maladaptif yang mengindikasikan telah terjadinya gangguan mental dan psikologis pada diri seseorang. Psikopatologi paling sering digunakan dalam ilmu psikiatri dimana patologi tertentu menunjukkan suatu proses dari gangguan jiwa tertentu.
    Adapun komponen-komponen yang melengkapi psikopatologi adalah sebagai berikut:
    Keadaan Umum

    1. Kesadaran
    2. Perhatian
    3. Sikap
    4. Inisiatif
    5. Tingkah laku motorik
    6. Karangan/Tulisan/Gambaran
    7. Ekspresi fasial
    8. Verbalisasi
    9. Cara bicara
    10. Kontak psikis
    Keadaan Khusus

    1. Keadaan afektif
    2. Hidup emosi
    3. Keadaan dan fungsi intelektual
    4. Kelainan sensasi dan persepsi
    5. Keadaan proses pikir
    6. Anxietas
    7. RTA (Reality Testing Ability)
    8. Keadaan dorongan instringtual dan perbuatan
    Klik masing-masing komponen untuk mendapatkan deskripsi dari masing-masing komponen tersebut. Selamat membaca!!!