Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS)

|0 comments
Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus yang disebut human immunodeficiency virus (HIV). HIV menyerang sistem kekebalan tubuh, membuat tubuh tidak berdaya, sehingga tidak mampu mempertahankan diri dari serangan penyakit. AIDS termasuk satu dari epidemik terburuk dalam sejarah. Sampai tahun 2001 diperkirakan di seluruh dunia hampir 22 juta orang meninggal dan angka ini tidak menunjukkan tanda-tanda menurun pada tahun-tahun berikutnya.

HIV menular melalui kontak seksual (senggama vaginal dan anal; kontak oral-genital); melalui transfusi darah yang terkontaminasi, tidak sengaja tertusuk jarum yang pernah digunakan pada orang yang terinfeksi HIV, penggunaan jarum suntik bersama pada pengguna narkoba, dan dari ibu yang sudah terinfeksi ke janin dalam kandungan atau bayi saat dilahirkan dan disusui. AIDS tidak diperoleh bila mendonorkan darah, tidak menular melalui kuman di udara, melalui serangga; atau melalui kontak biasa atau sambil lalu seperti penggunaan WC umum, memeluk orang yang terinfeksi, menggunakan alat makan bersama-sama,  atau hidup dan pergi ke sekolah bersama mereka yang terinfeksi. Penyaringan persediaan darah yang secara rutin dilakukan telah mengurangi sampai hampir tidak ada risiko tertularnya HIV melalui transfusi darah.

Infeksi HIV dan AIDS menyebar tanpa mengenal etnik, ras, tingkat sosial ekonomi, gender, orientasi seksual, dan kelompok pengguna obat. Anda tidak harus menjadi seorang homoseksual aktif maupun pengguna narkoba baru terinfeksi.

Tidak ada obat ataupun vaksin untuk infeksi HIV, akan tetapi penggunaan obat antiretroviral yang sangat aktif membawa perubahan dalam penanganan penyakit ini, memberi harapan bahwa penyakit ini dapat menjadi kronis tapi dapat diatur/dikendalikan. Namun, harapan ini dilemahkan oleh fakta bahwa banyak pasien gagal atau tidak mendapat manfaat dari kombinasi atau obat antiviral baru ini.

Tidak adanya obat atau vaksin yang efektif menunjukkan bahwa program pencegahan harus difokuskan untuk mengurangi atau menghilangkan hubungan seksual yang berisiko dan penggunaan jarum suntik bersama merupakan harapan terbaik agar kita dapat mengendalikan epidemik AIDS.

(Dikutip dari Buku Psikologi Abnormal Karya Jeffrey dkk, halaman 158)

Adakah Kaitan Emosi Dengan Penyakit Jantung Koroner?

|0 comments
Suinn pada tahun 2001, mengatakan, "Telah banyak bukti yang menunjukkan bahwa baik cemas maupun marah berpengaruh buruk pada kesehatan kardiovaskuler (jantung) seseorang".


Masih perlu dilakukan banyak penelitian untuk dapat lebih memahami mekanisme hubungan antara emosi negatif dengan penyakit jantung, tetapi para peneliti telah menduga bahwa hormon stres efinefrin dan norefinefrin memainkan peranan yang signifikan. Kemarahan dan kecemasan merupakan bagian dari emosi yang memicu kelenjar adrenal untuk melepas hormon-hormon tersebut, yang kemudian menggerakkan sumber-sumber tubuh untuk mengatasi situasi yang mengancam. Hormon-hormon tersebut meningkatkan denyut jantung, frekuensi pernapasan, dan tekanan darah, yang mana kemudian meningkatkan aliran darah yang kaya oksigen ke otot untuk mempersiapkan tindakan pertahanan (seperti lawan atau lari-fight or flight-) ketika menghadapi stresor yang mengancam. Apabila orang terus-menerus atau berulang-ulang mengalami kegelisahan dan kemarahan, tubuh tetap dalam keadaan siaga dalam pertahanan, dalam artian pelepasan hormon-hormon stres terus berlanjut, yang akhirnya dapat menimbulkan kerusakan pada jantung dan pembuluh darah. Hormon stres juga meningkatkan kenaikan viskositas/kepekatan/kekentalan darah, sehingga dapat meningkatkan kemungkinan terbentuknya sumbatan yang membahayakan dalam pembuluh darah.

Kecemasan dan kemarahan juga membahayakan sistem kardiovaskuler melalui peningkatan kadar kolesterol dalam darah, zat lemak yang menyumbat arteri dan meningkatkan risiko serangan jantung. Seseorang yang tingkat hostilitasnya tinggi (mudah emosi/marah) cenderung memiliki tekanan darah yang lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang tingkat hostilitasnya rendah. Tekanan darah tinggi (hipertensi) merupakan faktor risiko utama serangan jantung dan stroke.

Selain emosi berupa marah dan cemas, ada pula jenis emosi lain yang berkaitan dengan terjadinya penyakit jantung koroner, yakni depresi. Pada penelitian yang dilakukan oleh Penninx pada tahun 2001, didapatkan hasil bahwa depresi meningkatkan risiko empat kali lebih besar untuk terkena penyakit jantung dibandingkan keadaan tidak depresi.

Award Untuk Blog Kedokteran dan Kesehatan "Terselubung Sekali"

|11 comments
Sebagai blog yang masih berusia amat belia, tentunya "Terselubung Sekali" amat bangga diperhatikan oleh beberapa kalangan blogger lain di kanca per-blog-an Indonesia ini. Betapa tidak, blog yang didirikan awal Februari 2011 ini, diberikan beberapa award oleh sejumlah blogger lain yang notabene tidak satu tema. Adapun award yang diberikan adalah sebagai berikut:

One Lovely Blog Award 

(Dari  Johnny's Amplifier suatu blog yang bertema puisi dan kata-kata mutiara)
dan
(Mengenal Ajaran Islam suatu blog yang bertema Islam)


Blogger Choice Award

 (Dari Lover Virtual suatu blog yang bertema aplikasi dan internet)


Setetes Embun


(Menjelma suatu blog yang bertema serba-serbi dan hal-hal unik)

Best Friend Award


(Dari Mj'3 Jogja suatu blog yang bertema berita, renungan, dan tips)
(Dari Papatiti Online suatu blog yang bertema hiburan, liburan, internet, dan aplikasi)





Blogger Ramadhan Award

 

 (Dari Horier(dot)blogspot(dot)com, blog yang bertema blog tutorial)

Untuk para blogger yang telah memberikan award tersebut saya ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.... ^^ Dan dalam waktu dekat saya akan membagikan award tersebut kepada blogger lain sesuai dengan apa yang dilakukan oleh blogger-blogger terdahulu... 



Fenomena-Fenomena Unik Kedokteran Versi "Terselubung Sekali"

|2 comments

Selagi jaga malam di rumah sakit, dan selagi tidak ada pasien baru untuk di-follow up, saya memikirkan beberapa hal berkaitan dengan kedokteran yang menurut saya unik. Menurut saya hal-hal yang saya pikirkan adalah beberapa fenomena yang unik, yaitu:

Fenomena Dokter Online
Belakangan, di era modern ini, telah dikenal istilah dokter online, di mana dokter yang bekerja atau berhubungan dengan pasiennya melalui dunia maya dengan bantuan jejaring sosial, web cam, email, ataupun blog. Dengan metode online ini, pasien dapat melaporkan keluhannya tanpa datang ke tempat praktik dokter. Pasien juga dapat memperpanjang resep dengan berkontak langsung dokter melalui web cam ataupun melalui telpon. Dengan metode online ini pula diharapkan membuat waktu konsultasi pasien lebih efisien, dan membuat keadaan pasien lebih nyaman. Namun, dengan semua manfaat baiknya, tentu saja kontroversi selalu ada. Di Amerika dan beberapa negara Eropa, fenomena dokter online sudah cukup menjamur, meskipun beberapa kalangan medis menentang karena dengan metode online ini salah satu kekuatan kedokteran akan lenyap. Kekuatan kedokteran tersebut adalah "Pemeriksaan Fisik" ke pasien, yang merupakan salah satu sarana terampuh untuk mendiagnosis pasien selain "Anamnesis". 

Fenomena Malpraktik
Beberapa dosen saya perbah berkata, "Kalau kalian mau kaya, jangan masuk kedokteran, masuklah fakultas hukum atau teknik!!!". Saya merenungkan ucapan dosen-dosen saya yang intinya mereka berkata bahwa pekerjaan dokter itu bukanlah pekerjaan yang berprospek finansial tinggi, melainkan pekerjaan yang berprospek finansial biasa, bahkan kurang sesuai dengan pengabdian yang dilakukan. Lantas, apa kaitan hal ini dengan malpraktik? Kaitannya yaitu dengan prospek yang (dianggap) tidak sesuai dengan pengorbanan, sebagian kecil oknum dokter melanggar sumpah mereka demi mendapat penghasilan. Sebagian kita mungkin sudah sering mendengar berita tentang seorang dokter yang membuka praktik aborsi. Hal ini tidak lain tidak bukan yaitu karena mereka merasa kekurangan uang dari apa yang mereka kerjakan, sehingga mereka menyimpangkan keilmuan mereka agar penghasilan bertambah. Perlu kita ketahui bahwa tindakan dokter yang semacam ini barulah disebut malpraktik. Apabila seorang dokter melakukan aborsi atas indikasi medis yang tepat (non-kriminalis), hal itu bukanlah malpraktik. Contoh kasus lain yang malpraktik ialah ketiadaan informed consent setiap kali melakukan tindakan medis. Informed consent ialah persetujuan medis yang dimohon oleh dokter dan disetujui oleh pasien untuk diberlakukannya tindakan medis terhadap pasien tersebut. Kebanyakan dokter yang "dilaporkan" ke pengacara ialah dokter yang melakukan tindakan medis tanpa izin dan edukasi terlebih dahulu ke pasien sebelum tindakan medis tersebut dilakukan. Apabila tindakan medis tersebut justru merugikan pasien, maka dokterlah yang salah. Seharusnya seorang dokter memberi tahu hal apapun yang dapat terjadi pada pasien akibat suatu tindakan medis yang akan dilakukan, dengan demikian segala persetujuan "Ya" dari pasien berarti "Ya" bagi dokter untuk melakukan tindakan medis tertentu. Seorang dokter juga seharusnya melakukan rekam medis dengan sempurna agar mempunyai kekuatan hukum bila terjadi sesuatu yang tidak diharapkan.

Fenomena Iatrogenik
Apa yang dimaksud dengan iatrogenik? Iatrogenik berasal dari kata iatro-physician dan gennan-to produce) yang berarti penyebab suatu keadaan pada pasien di rumah sakit selain penyakit yang ada pada pasien, juga disebabkan oleh tindakan dokter (kesalahan diagnosis, ketiadaan kompetensi dokter yang adekuat). Fenomena iatrogenik ini belakangan diperbincangkan. Seorang pasien pasti datang ke rumah sakit bertujuan untuk menyembuhkan keadaan sakitnya, tetapi karena berbagai sebab seperti kelalaian dokter, kesalahan diagnosis, kurangnya kompetensi atau kemampuan tatalaksana dokter, dan lain-lain, menyebabkan keadaan pasien justru bertambah parah. Hal semacam ini tidak jarang terjadi, dan tidak mungkin ditutup-tutupi, karena masyarakat sudah terlanjur menyadari. Untuk itu, tugas seorang dokter ialah bekerja dengan ikhlas dan penuh tanggung jawab (belajar giat, misalnya) agar pasien yang datang berobat mempercayai dokter sepenuhnya sebagai orang yang dipilih Tuhan untuk menyembuhkan keadaan sakitnya.

Fenomena Dokter Vs Pengacara
Bukan bermaksud memprovokasi, hal ini sering saya dengar dari beberapa kalangan. Dokter, sebagai salah satu profesi dengan risiko tinggi, membuat banyak oknum pengacara mengambil peluang untuk mencari-cari kesalahan. Perlu diingat, oknum, sekali lagi oknum.

Fenomena Phantom
Nah, sebetulnya yang kali ini tidak ada hubungannya dengan paragraf-paragraf di atas, tetapi menurut saya fenomena ini unik. Ya, seperti subjudulnya, fenomena phantom. Apa yang dimaksud dengan fenomena phantom? Yaitu fenomena pemetaan ulang bagian-bagian penginderaan di otak. Sebagai contoh, ada suatu pertanyaan, Apakah seseorang bisa merasakan gatal atau pun sakit pada tangan kanannya meskipun tangan kanannya telah diamputasi (sudah tidak ada lagi)? Jawabannya "Bisa", orang itu bisa tetap merasakan gatal ataupun  sakit pada tangan kanannya yang sudah tidak ada lagi tersebut. Fenomena inilah yang disebut dengan fenomena phantom yaitu ketika bagian otak yang menangkap dan menginterpretasikan sinyal atau rangsang dari tangan kanan tetap bekerja meskipun tangan kanan tersebut secara fisik sudah tidak ada lagi. Biasanya orang yang mengalami hal ini akan sangat tidak nyaman, karena ia tidak dapat menggaruk gatal atau memijat tangan kanan yang sakit tersebut. Namun, fenomena phantom ini membuat para ilmuan mencari cara agar penderita dapat menggaruk, memijat, dan sebagainya dengan menemukan area-area yang persarafannya sama dengan persarafan bagian tubuh yang hilang.

Fakta-Fakta Seputar Kanker Serviks

|2 comments

  1. Serviks merupakan bagian bawah dari rahim, suatu tempat di mana bayi tumbuh selama kehamilan. Kanker serviks disebabkan oleh beberapa tipe dari virus yang disebut Human Papilloma Virus (HPV). Virus ini dapat menyebar melalui kontak seksual. Secara umum, tubuh wanita dirancang untuk melawan virus jenis ini, tetapi pada beberapa kasus, virus ini menyebabkan kanker.
  2. Kanker serviks merupakan kanker yang paling sering terjadi pada kehamilan, walaupun sebenarnya kanker pada kehamilan merupakan hal yang jarang terjadi. Insidensi kanker serviks ialah 6 kasus setiap 50.000 kehamilan (pada saat kehamilan saja) dan 9 kasus setiap 20.000 kehamilan (hingga satu tahun pascapersalinan).
  3. Kanker serviks jarang terjadi pada perawan, tetapi sering dialami oleh wanita yang bersenggama pertama kali di usia muda, yaitu wanita yang "kawin" saat usia di bawah 16 tahun. Kanker serviks juga sering terjadi pada wanita yang sering melahirkan, apalagi jarak antara kelahiran yang satu dengan yang lain terlampau dekat, kanker serviks juga sering terjadi pada wanita usia lanjut. Selain itu, kanker serviks lebih sering terjadi pada wanita yang keadaan ekonominya rendah, tingkat kebersihan daerah kewanitaannya jelek, perilaku seksualnya terlalu berlebihan (terlalu sering bersenggama atau berganti-ganti pasangan), suaminya tidak sirkumsisi (sunat), keadaan klinisnya yang jelek (seperti terjangkit infeksi virus HPV tipe 16 dan 18), dan kebiasaannya (merokok dan mengkonsumsi pil KB dalam jangka waktu lama, misalnya).   
  4. Kanker serviks pada mulanya tidak menyebabkan gejala, namun kemudian, seorang wanita dapat merasakan nyeri panggul dan perdarahan dari vagina. Membutuhkan waktu yang cukup lama untuk membuat sel-sel normal pada serviks menjadi sel-sel kanker.Oleh karena itu, pemeriksaan secara dini seperti Pap Smears seharusnya dilakukan. Dengan pemeriksaan ini, sel-sel serviks dapat diamati di bawah mikroskop untuk melihat apakah sel tersebut normal atau beranjak ke arah sel kanker. Dengan demikian, pemeriksaan dini merupakan salah satu cara mencegah terjadinya kanker serviks.
  5. Kanker serviks berdampak negatif terhadap kehamilan, persalinan, dan nifas. Dampak negatif tersebut yakni terjadinya kemandulan, abortus akibat infeksi, perdarahan, ketuban pecah dini, inersia uteri, dan hambatan pertumbuhan janin di dalam rahim karena terhambat oleh pertumbuhan kanker.   
  6. Kanker serviks dapat dicegah dengan meingkatkan kebersihan kewanitaan (membersihkan vagina dari depan ke belakang dan sering mengganti celana dalam, misalnya), mencegah penggunaan antiseptik vagina yang berlebihan karena dapat mempengaruhi pH dan mikroorganisme normal di vagina, mengkonsumsi makanan bergizi supaya sistem imun terjaga, menghindari pernikahan yang terlalu muda, menghindari perilaku seks yang berlebihan (seperti berganti-ganti pasangan dan terlalu sering melahirkan), mencegah kebiasaan merokok, dan melakukan cek rutin sel-sel serviks dengan Pap Smears. Selain itu, cara lain seperti mengikuti vaksin HPV juga sering disarankan meskipun masih ada pihak yang menganggapnya kontroversi karena berbagai dampak yang ditimbulkan vaksin tersebut.

Kangker Atau Kanker?

|2 comments

Postingan kali ini bertujuan untuk sedikit mengingatkan adik-adik kelasku yang berada dalam satu almamater, serta mengingatkan teman-teman yang sempat membaca artikel ini.

Tidak banyak, saya hanya ingin mengingatkan (siapa tahu ada yang lupa) tentang kata yang sering sekali salah dalam penulisannya, yaitu kata "kanker". Kesalahan penulisan kanker menjadi "kangker" sangat sering saya temui dalam artikel-artikel ilmiah, terutama oleh adik-adik yang masih menginjak bangku pre-klinik semester awal.

Kesalahan tersebut sebetulnya dapat dimaklumi karena kanker memang dibaca "kangker". Jadi dalam penulisannya pun menjadi kangker. Berbagai kerugian sering terjadi apabila kita salah mengetahui tentang tulisan suatu kata ilmiah, kerugian-kerugian itu seperti membuang waktu ketika mencari kanker di google, membuang waktu ketika mencari arti kata di dalam kamus-kamus ilmiah, serta mempermalukan diri sendiri apabila karya ilmiah kita dikoreksi oleh para pakar.

Mudah-mudahan dengan artikel yang ringkas kali ini, dapat membantu adik-adik semua untuk terlepas dari kesalahan yang sederhana ini, serta mudah-mudahan dapat pula memberi sedikit pengetahuan bagi teman-teman para penjelajah ilmu pengetahuan melalui internet. Terima kasih...

Pemerkosaan

|0 comments
Slide kuliah tentang pemerkosaan

Kejahatan Seksual

|0 comments
Slide kuliah tentang kejahatan seksual

Macam-Macam Takut (Fobia)

|1 comments
Takut (Fobia) adalah perasaan cemas dan agitasi (ketidaknyamanan akan hal tertentu) sebagai respons dari suatu ancaman. Gangguan fobia adalah rasa takut yang persisten/berkesinambungan terhadap objek atau situasi dan rasa takut ini tidak sebanding dengan ancaman yang sedang dihadapi.

Sebagai contoh, rasa takut yang mencekam karena mobil anda kehilangan kendali adalah normal karena ada dasar objektif untuk rasa takut tersebut. Pada gangguan fobia, ketakutan yang dialami jauh melebihi penilaian tentang bahaya yang ada. Orang yang mempunyai fobia menyetir, ada kemungkinan menjadi takut bahkan bila mereka menyetir dengan kecepatan yang rendah, letika udara cerah, dan di jalan yang sepi. Atau merek mungkin begitu ketakutan sehingga tidak berani menyetir bahkan naik mobil pun tidak berani. Orang dengan gangguan fobia tidak kehilangan kontak dengan realitas, mereka biasanya tahu bahwa ketakutan mereka itu berlebihan dan tidak pada tempatnya.

Hal yang aneh tentang fobia adalah biasanya melibatkan ketakutan terhadap peristiwa yang biasa dalam hidup, bukan yang luar biasa. Orang dengan fobia mengalami ketakutan untuk hal-hal yang amat biasa, seperti naik elevator atau naik mobil di jalan raya. Dengan contoh ini, dapat diketahui bahwa fobia dapat mengganggu bila berkaitan dengan pekerjaan sehari-hari seperti naik kendaraan, berbelanja, atau pergi keluar rumah.

Berikut ini adalah tiga tipe fobia berdasarkan sistem DSM, yaitu fobia spesifik, fobia sosial, dan agorafobia.

Fobia Spesifik
Fobia spesifik adalah ketakutan yang berlebihan dan persisten terhadap objek atau situasi spesifik, seperti:
  • Acrophobia: takut terhadap ketinggian, bahkan hanya setinggi 2 meter sudah cukup menakutkan bagi penderita fobia ini.
  • Claustrophobia: takut terhadap tempat tertutup/terkunci sehingga orang dengan fobia jenis ini sering berada di taman atau di lapangan olahraga bersama teman-temannya.
  • Fobia binatang: takut terhadap binatang tertentu seperti tikus, ular, atau binatang-binatang menjijikkan. Anda bisa saja mempunyai ketakutan terhadap hewan-hewan tersebut. Namun, bila ketakutan itu mengganggu kehidupan sehari-hari atau menyebabkan distres emosional yang signifikan di dalam diri Anda (bahkan ketika Anda hanya membayangkan hewan itu), maka barulah Anda mengalami fobia.
  • Fobia benda-benda tertentu: seperti jarum suntik (bukan sakitnya yang mereka takuti, tetapi jarumnya), pisau, benda-benda elektronik, atau benda-benda lain.
Fobia Sosial
Fobia sosial adalah ketakutan yang intens terhadap situasi sosial atau ramai sehingga mereka mungkin sama sekali menghindarinya, atau menghadapinya tetapi dengan distres yang amat berkecamuk. Penderita fobia sosial mengalami ketakutan terhadap situasi sosial seperti berkencan, datang ke pesta, pertemuan-pertemuan sosial, bahkan presentasi untuk ujian.  Fobia sosial yang mendasar adalah ketakutan berlebihan terhadap evaluasi negatif dari orang lain, dalam artian mereka takut dinilai jelek oleh orang lain. Mungkin mereka merasa seakan-akan ribuan pasang mata sedang memperhatikan dengan teliti setiap gerak yang mereka lakukan. Contoh umum untuk fobia jenis ini adalah:
  • Demam panggung yang berlebihan
  • Kecemasan berbicara di forum yang berlebihan, bahkan dihadapan orang-orang terdekat sekalipun.
  • Kecemasan meminta sesuatu, seperti memesan makanan di rumah makan karena takut pelayan atau teman menertawai makanan yang mereka pesan.
  • Ketakutan bertemu dengan orang baru, hal ini menyebabkan penderita tidak berkembang dalam hal sosial. 
Fobia jenis ini menyebabkan penurunan kualitas hidup penderitanya, seperti kualitas untuk mencapai sasaran pendidikan , maju dalam karier, atau bertahan dalam pekerjaan yang membutuhkan interaksi dengan orang lain secara langsung. Sekali fobia sosial tercipta, maka akan berlanjut secara kronis sepanjang hidup.

Agorafobia
Agorafobia secara harfiah diartikan sebagai "takut kepada pasar", yang sugestif untuk ketakutan berada di tempat-tempat terbuka dan ramai (berbeda dengan fobia sosial, agorafobia tidak "mati sosial" bila berinteraksi dengan orang-orang di tempat yang sepi). Agorafobia melibatkan ketakutan terhadap tempat-tempat atau situasi-situasi yang memberi kesulitan bagi mereka untuk meminta bantuan ketika ada suatu problem yang menimpa mereka atau orang lain. Orang-orang dengan agorafobia takut untuk pergi berbelanja di toko-toko yang penih sesak, bersempit-sempitan di bus, dan lain-lain yang kira-kira membuat mereka sulit meminta pertolongan.

Sumber Bacaan: Psikologi Abnormal Jeffrey S, Spencer A, dan Beverly G.

Hipertensi dan Congestive Hearth Failure

|0 comments

Hipertensi adalah suatu kondisi tekanan sistolik ≥ 140 dan tekanan diastolik ≥ 90 dan tidak sedang mengkonsumsi obat antihipertensi.

Menurut Joint National Committee VII, Klasifikasi hipertensi adalah :

Systolic   Pressure

Diastolic Pressure
Normal
<120
and
<80
Prehipertension
120-139
Or
80-89
Hipertension stage I
140-159
Or
90-99
Hipertension  
stage II
≥160
Or
≥100

Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan penyebab meningkatnya resiko penyakit strok, jantung dan ginjal. Penderita yang berisiko tinggi terkena hipertensi adalah  laki-laki > 45 tahun atau perempuan > 50 tahun dan mempunyai riwayat hipertensi dalam keluarga. Selain itu, obesitas, merokok, alkohol, mengkomsumsi garam berlebihan, kurang olah raga, Diabetes Melitus, stress juga beresiko. Pada akhir abad ke 20, penyakit jantung dan vaskuler menjadi penyebab kematian utama di negara-negara berkembang. Menurut Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) 2001, kematian karena penyakit jantung dan vaskuler di Indonesia sebesar 26,3%. Sementara data kematian di Rumah Sakit 2005 sebesar 16,7%. Resiko utamanya adalah hipertensi, dan juga hiperkolesterolemia dan diabetes melitus.

Hipertensi yang lama dan tidak terkontrol dapat menyebabkan Congestive Hearth Failure ( CHF). CHF adalah penyakit kardiovaskuler yang terus meningkat insiden dan prevalensinya. Resiko kematian karena gagal sebesar 5-10% setiap tahun dari gagal jantung ringan menjadi berat meningkat 30-40%.

CHF adalah kegagalan jantung mempompaka darah ke seluruh tubuh (Ebbersole, Hess, 1998). CHF di klasifikasikan menjadi akut dan kronik.CHF akut terjadi secara sporadik, ditandai dengan menurunya Cardiac output dan perfusi yang tidak adekuat. Hal ini dapat menyebabakan Edema pulmonal dan kolaps pembuluh darah. Penyebab CHF akut diantaranya ruptur katup jantung karena trauma, endokarditis, miokard infark masif pada penderita yang belum pernah terkena penyakit jantung.

Sedangkan CHF kronik terjadi dengan lambat, ditandai dengan penyakit iskemik atau obstruksi pulmonal. Pada CHF kronik, terjadi retensi air dan natrium pada ventrikel yang menyebabkan hipervolume, kemudian dilatasi dan hipertropi ventrikel. CHF kronik biasanya terjadi pada penderita kardiomiopati atau penyakit katup multipel yang berlangsung lambat. Kongestif Vaskuler sering terjadi pada CHF kronik.

Diagnosis CHF berdasarkan Framingham’s Score adalah sebagai berikut:
Kriteria Mayor
1. Paroxysmal Nokturnal dispnu atau ortopnu
2. Tekanan vena jugularis meningkat
3. Ronkhi Paru
4. Kardiomegali
5. Edema pulmonal akut
6. Gallop S3
7. Peningkatan Tekanan vena >16cmHg
8. Refluk Hepatojugular

Kriteria Minor
1. Edema Pretibial
2. Batuk pada malam hari
3. Dyspnoe D’effort
4. Hepatomegali
5. Efusi Pleura
6. Penurunan Vital Capacity sampai1/3 Maksimum
7. Takikardi

Diagnosis ditegakkan jika terdapat 2 kriteria mayor, atau 1 kriteria mayor dan 2 kriteria minor.

Karena begitu banyaknya insiden penderita CHF, maka sangat perlu pemahaman yang lebih mendalam baik anamnesis, gejala klinik, pemeriksaan fisik, serta kelainan lain yang menyertai penyakit ini, sehingga identifikasi dan pengobatan menjadi lebih tepat. Karena alasan tersebut kami memilih kasus ini.

Glasgow Coma Scale (GCS)

|0 comments
Glasgow Coma Scale (GCS) adalah skala yang dipakai untuk menentukan/menilai tingkat kesadaran pasien, mulai dari sadar sepenuhnya sampai keadaan koma. Teknik penilaian dengan ini terdiri dari tiga penilaian terhadap respon yang ditunjukkan oleh pasien setelah diberi stimulus tertentu, yakni respon buka mata, respon motorik terbaik, dan respon verbal. Setiap penilaian mencakup poin-poin, di mana total poin tertinggi bernilai 15.


Jenis Pemeriksaan
Nilai
Respon buka mata (Eye Opening, E)
·      Respon spontan (tanpa stimulus/rangsang)
·      Respon terhadap suara (suruh buka mata)
·      Respon terhadap nyeri (dicubit)
·      Tida ada respon (meski dicubit)

4
3
2
1
Respon verbal (V)
·         Berorientasi baik
·         Berbicara mengacau (bingung)
·         Kata-kata tidak teratur (kata-kata jelas dengan substansi tidak jelas dan non-kalimat, misalnya, “aduh… bapak..”)
·         Suara tidak jelas (tanpa arti, mengerang)
·         Tidak ada suara

5
4
3

2
1
Respon motorik terbaik (M)
·      Ikut perintah
·      Melokalisir nyeri (menjangkau & menjauhkan stimulus saat diberi rangsang nyeri)
·      Fleksi normal (menarik anggota yang dirangsang)
·      Fleksi abnormal (dekortikasi: tangan satu atau keduanya posisi kaku diatas dada & kaki extensi saat diberi rangsang nyeri)
·      Ekstensi abnormal (deserebrasi: tangan satu atau keduanya extensi di sisi tubuh, dengan jari mengepal & kaki extensi saat diberi rangsang nyeri)
·      Tidak ada (flasid)

6
5
4
3

2

1
Interpretasi atau hasil pemeriksaan tingkat kesadaran berdasarkan GCS disajikan dalam simbol E…V…M…

Selanutnya nilai tiap-tiap pemeriksaan dijumlahkan, nilai GCS yang tertinggi adalah 15 yaitu E4V5M6 dan terendah adalah 3 yaitu E1V1M1. Biasanya, pasien dengan nilai GCS dibawah 5 ialah pasien emergensi yang sulit dipertahankan keselamatannya.  
Berdasarkan buku Advanced Trauma Life Support, GCS berguna untuk menentukan derajat trauma/cedera kepala (trauma capitis).

Derajat cedera kepala berdasarkan GCS:
GCS : 14-15 = CKR (cedera kepala ringan)
GCS : 9-13   = CKS  (cedera kepala sedang)
GCS : 3-8     = CKB (cedera kepala berat)

Lihat video tentang GCS:

Segi Pemeriksaan Kasus Pemerkosaan Dalam Bidang Forensik

|1 comments
Berdasarkan KUHP Pasal 285, "Barangsiapa yang dengan kekerasan atau dengan ancaman memaksa perempuan yang bukan istrinya bersetubuh dengan dia, karena perkosaan, dipidana dengan pidana penjara selama-lamanya dua belas tahun."


Berdasarkan KUHP Pasal 286, "Barangsiapa bersetubuh dengan perempuan yang bukan istrinya, padahal diketahuinya bahwa perempuan itu dalam keadaan pingsan atau tidak berdaya, dipidana dengan pidana penjara selama-lamanya sembilan tahun." Dan...

Berdasarkan KUHP Pasal 287, "Barangsiapa bersetubuh dengan perempuan yang bukan istrinya, padahal diketahuinya atau patut dapat disangkanya, bahwa umur perempuan itu belum cukup lima belas tahun atau, kalau tidak terang umurnya, bahwa perempuan itu belum pantas untuk dikawini, dipidana dengan pidana penjara selama-lamanya sembilan tahun.

Dari kalimat di atas terdapat unsur-unsur yang dapat mendefinisikan apa yang dimaksud dengan pemerkosaan. Unsur-unsur tersebut ialah 1)Bersetubuh, 2)Kekerasan/paksaan secara fisik, psikis, ataupun obat-obatan yang dapat membuat tidak berdaya, 3)Menyetubuhi bukan istri, 4) Menyetubuhi gadis di bawah umur (usia < 15 tahun dan belum datang haid pertama). Jadi yang dimaksud dengan pemerkosaan ialah pelanggaran hukum dalam hal menyetubuhi perempuan bukan istri ataupun perempuan di bawah umur dengan memaksa secara fisik, psikis, ataupun bantuan obat-obatan.

Dalam bidang kedokteran forensik, yang dimaksud dengan pemerkosaan ialah identik dengan persetubuhan yang kriminal. Persetubuhan adalah masuknya alat kelamin laki-laki (penis) ke dalam liang vagina dengan atau tanpa mengeluarkan ejakulat.

Bukti bahwa telah terjadi persetubuhan antara lain robekan hymen/selaput dara (bagi korban yang sebelumnya perawan) dan ejakulat pria pada liang vagina.

Pada hymen dilihat apakah robekan masih baru atau sudah lama, yang berarti korban sudah beberapa hari datang setelah dugaan perkosaan. Ciri-ciri robekan baru ialah merah (hiperemis) di luar vagina, sedangkan robekan lama tidak merah seperti robekan baru. Dalam keadaan ini, pemeriksaan direkomendasikan kepada spesialis ginekologi.

Pemeriksaan ejakulat pria di liang vagina korban dinilai untuk mengetahui apakah memang betul terdapat sperma dan semen ada pada liang vagina. Pemeriksaan dilakukan dengan berbagai tes, seperti tes Berberio yang berfungsi untuk mendeteksi cairan semen dan sperma. Dengan cara ini, bahkan semen yang telah lama pun masih bisa dideteksi. Selain tes Berberio, ada sejumlah tes lain untuk mengidentifikasi ejakulat, seperti tes enzim fosfatase, tes florence, dan tes golongan darah.

Setelah mengidentifikasi adanya bukti persetubuhan, yang penting untuk dinilai ialah bukti pemaksaan/kekerasan.

Bukti kekerasan dapat berupa kerusakan fisik seperti kerusakan (lesi/lecet) pada vulva vagina. Selanjutnya cari tahu dengan anamnesis, adakah bukti psikis yang didapat dari korban seperti ancaman pistol/senjata tajam, serta lihat ekpresi yang depresif dari korban dugaan perkosaan. Selain itu, keadaan korban saat ia menduga dirinya dipekosa juga harus diketahui dengan anamnesis, apabila korban pingsan, ketahui apa yang mengakibatkan pingsan seperti akibat hiptotis, narkotika, bius, dan sebagainya.

Pemeriksaan area vagina, yang dilakukan oleh dokter ginekologi harus didampingi oleh saksi/perawat atau keluarga pasien. Pemeriksaan dilakukan sedini mungkin untuk menghindari hilangnya barang bukti (barang bukti berupa ejakulat dan temuan fisik, misalnya). Hal ini berfungsi agar menjamin validitas pemeriksaan.

Kesimpulannya, setiap dugaan perkosaan, harus ditemukan bukti persetubuhan, paksaan, dan atau korban yang bukan istri atau berusia di bawah umur.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penyembuhan Luka

|1 comments
Berberapa faktor yang mempengaruhi penyembuhan luka antara lain usia, status dan asupan nutrisi, oksigenasi, dan diabetes. Penjelasannya ialah sebagai berikut:

Usia
Anak dan dewasa penyembuhannya lebih cepat daripada orang tua. Orang tua lebih sering terkena penyakit kronis, penurunan fungsi hati dapat mengganggu sintesis dari faktor pembekuan darah.

Nutrisi
Pasien dengan status nutrisi kurang memerlukan waktu untuk memperbaiki status nutrisi mereka setelah pembedahan. Pasien yang obesitas mengalami penundaan penyembuhan karena suplai darah (oksigenasi) jaringan adiposa tidak adekuat. Pasien obesitas juga memiliki risiko tinggi terkena infeksi, seroma, dan dehisensi.

Asupan Nutrisi
Penyembuhan luka memerlukan berbagai nutrien. Pada dasarnya nutrien yang berguna ialah protein, karbohidrat, lemak, vitamin, dan mineral.
  • Protein. Deplesi protein dapat mempengaruhi penyembuhan luka. Terjadi peningkatan kebutuhan akan protein saat terjadinya luka. Peningkatan kebutuhan tersebut diperlukan untuk proses inflamasi, imun, dan perkembangan jaringan granulasi. Protein utama yang disintesis selama fase penyembuhan luka adalah kolagen. Kekuatan kolagen menentukan kekuatan kulit luka seusai sembuh. Kekurangan intake protein prabedah, secara signifikan menunda penyembuhan luka pascabedah.
  • Karbohidrat. Selama fase hipermetabolik, kebutuhan akan karbohidrat meningkat. Segala aktifitas seluler dipengaruhi oleh ATP yang diperoleh dari glukosa (karbohidrat), sehingga penyediaan energi untuk respons inflamasi dapat berlangsung. Kekurangan karbohidrat dalam tubuh menyebabkan penghancuran protein untuk keperluan aktifitas seluler. Dengan kata lain, sedikitnya karbohidrat berpeluang membuat semakin sedikitnya protein.
  • Lemak. Lemak memiliki peran penting dalam struktur dan fungsi membran sel. Asam lemak esensial tidak bias disintesis oleh tubuh, sehingga harus didapatkan dari diet keseharian. Peran asam lemak esensial untuk penyembuhan luka masih belum begitu dimengerti, tetapi diketahui bahwa lemak berperan untuk sintesis sel baru.Kekurangan lemak tubuh dapat menunda penyembuhan luka. Omega-3 polyunsaturated fatty acids (PUFAs) diketahui lebih bermanfaat ketimbang omega-6 PUFAs. Omega-3s merupakan anti-inflamasi yang berguna untuk penyembuhan luka, tetapi pemakaiannya dapat menghambat pembekuan darah, sehingga dinilai merugikan.
  • Vitamin. Vitamin B kompleks merupakan kofaktor sejumlah fungsi metabolik termasuk penyembuhan luka. Selain vitamin B, yang berperan dalam penyembuhan luka ialah vitamin K. Vitamin K merupakan kofaktor enzim karboksilase yang mengubah residu protein berupa asam glutamat (glu) menjadi gamma-karboksiglutamat (gla). Gla disebut juga gla-protein. Gla protein dapat mengikat ion kalsium, yang mana kinerja ini merupakan langkah yang esensial untuk pembekuan darah. Ion kalsium berguna untuk mengaktifkan faktor pembekuan. Kekurangan vitamin K menyebabkan faktor pembekuan tidak aktif (darah tidak dapat menggumpal), sehingga menyebabkan perdarahan pada luka (operasi).
  • Mineral. Mineral yang diketahui bermanfaat untuk penyembuhan luka ialah besi dan seng. Besi berfungsi sebagai kofaktor pada sintesis kolagen, sehingga defisiensi besi membuat penyembuhan luka tertunda. Seng juga berperan dalam penyembuhan luka. Pembahasan mengenai seng ada pada sub-bab yang lain.
Oksigenasi
Oksigenasi jaringan menurun pada seorang penderita anemia ataupun gangguan pernapasan kronik (Penyakit paru obstruktif kronik, misalnya). Keadaan semacam ini membuat ketersediaan oksigen untuk penyembuhan luka sedikit.

Diabetes
Pada diabetesi, terjadi defisiensi sekresi insulin (DM tipe 2). Insulin ialah polipeptida yang berfungsi meningkatkan ambilan glukosa oleh sel. Apabila insulin sedikit, maka ambilan glukosa oleh sel menjadi sedikit, sehingga "energi" bagi sel untuk beregenerasi makin sedikit. Hal inilah yang menyebabkan luka pada diabetesi sukar sembuh.

Paru-Paru Sebesar Lapangan Tenis???

|0 comments
Paru-paru terletak di kedua sisi jantung dalam rongga dada dan dilindungi oleh tulang rusuk yang melingkupinya. Paru-paru sebetulnya sebutan untuk menyebutkan organ yang terdiri dari dua bagian fungsional yakni pipa bronkial dan alveoli. Paru-paru termasuk organ yang bertugas dalam sistem saluran pernapasan bawah selain trakea bagian bawah (selang udara sesudah hidung, faring, dan laring).


Paru-paru sebagai organ pernapasan utama yang terdiri dari pipa bronkial (percabangan pipa trakea) dan alveoli (sejumlah kantung pernapasan), bertugas sebagai organ pertukaran oksigen dan pengeluaran karbondioksida. Fungsi penting paru-paru dalam pengambilan oksigen ini merupakan kinerja salah satu bagian paru yakni alveoli (apabila satu disebut alveolus).

Alveolus merupakan kantung yang tersusun dari jaringan ikat elastis (sehingga elastis) dan selapis epitel gepeng (sehingga bisa berguna untuk pertukaran gas). Alveolus mengembang dan menampung udara yang diserap saat pernapasan, dan "memindahkan" oksigen dari udara tersebut ke dalam peredaran darah. Pemindahan oksigen ini dimungkinkan karena alveolus menempel pada kapiler-kapiler (pembuluh darah kecil) yang juga berlapis epitel gepeng.

Dalam alveolus terdapat sel yang bernama makrofag yang berfungsi memakan benda asing yang berasal dari udara pernapasan (yang tidak berhasil "ditangkap" oleh silia yang ada di bronkus). 

Terdapat berjuta-juta alveolus di dalam rongga dada. Setiap alveolus dibasuhi oleh sejenis cairan yang disebut surfaktan yang berfungsi agar alveolus dapat mengembang dan tidak keriput saat diisi udara. Oleh karena jumlahnya yang berjuta-juta dan bentuknya seperti balon berisi udara, maka permukaan dari setiap alveolus ini sangat besar apabila dibentangkan. Mungkin kita tidak menyadari betapa lebarnya permukaan jutaan alveolus ini karena letaknya yang hanya ada di dalam rongga dada kita.

Berdasarkan banyak sumber, alveolus berjumlah 300 juta di dalam tubuh yang apabila dibentangkan akan seluas 80 meter persegi atau lebih kurang setara dengan luas lapangan tenis. Bayangkan berapa banyak oksigen yang kita hisap setiap hari bila di dalam tubuh kita ada permukaan penangkap oksigen seluas lapangan tenis.

Bagaimana Cara Menghindari Penyakit Menurun/Genetik?

|0 comments
Kelainan dan penyakit genetik merupakan sifat yang diturunkan dari orang tua kepada anaknya. Oleh karena itu, kelainan dan penyakit menurun tidak menular, melainkan diwariskan dari orang tua kepada anaknya. Karena bersifat bawaan, kelainan dan penyakit genetik hingga saat ini belum dapat disembuhkan. Beberapa kelainan dan penyakit genetik bersifat mematikan (letal), sedangkan sebagian lainnya menyebabkan penderita perlu menjalani terapi bahkan mengalami cacat seumur hidupnya.


Kita telah mengetahui bahwa kelainan dan penyakit genetik pada manusia disebabkan oleh mutasi gen, namun kelainan dan penyakit genetik juga disebabkan oleh aberasi kromosom (mutasi kromosom). Aberasi kromosom meliputi perubahan pada jumlah dan struktur kromosom.

Pencegahan kelainan dan penyakit genetik dapat dilakukan dengan mencegah pernikahan dengan kerabat dekat (antar keluarga). Hal tersebut dapat mengurangi risiko terwarisnya alel-alel mematikan yang bersifat resesif dari kedua orang tua sehingga kelainan dan penyakit itu tidak muncul. Tindakan lain yang dapat dilakukan adalah pengujian adanya kelainan dan penyakit genetik pada janin. Pengujian tersebut terutama dilakukan apabila keluarga besar pasangan suami istri memiliki sejarah mengidap suatu kelainan dan penyakit genetik tertentu dengan cara menelusuri silsilah dalam keluarga.

Perbedaan DNA dan RNA

|0 comments
To the point....




Perbedaan DNA dan RNA


Letak perbedaan
DNA
RNA
Letak
Terurama dalam inti sel (nukleus), juga ada di mitokondria, plastida, dan sentriol
Dalam sitoplasma, terutama dalam ribosom, inti sel
Struktur
Membentuk rantai ganda (double helix) panjang
Membentuk rantai tunggal pendek
Fungsi
Mengendalikan faktor keturunan dan sintesa protein. Kadarnya tidak dipengaruhi oleh kecepatan sintesis protein
Berhubungan dengan sintesa protein. Kadarnya dipengaruhi oleh kecepatan sintesis protein
Basa nitrogen
Purin: Adenin (A) dan Guanin (G)
Pirimidin: Sitosin (S) dan Timin (T)
Purin: Adenin (A) dan Guanin (G)
Pirimidin: Sitosin (S) dan Urasil (U)
Gugus gula
Deoksiribosa (ribose yang kekurangan 1 atom oksigen)
Ribosa

Alhamdulillah... Dapet PIN Google Adsense.... ^^

|9 comments

Setelah menunggu sekitar 50 hari semenjak blog "medical date" diterima oleh google adsense, akhirnya PIN dikirim juga ke alamat kos saya di Palembang....

Sekedar info nih tmn2.. blog saya yg medical date itu cuma berisi artikel2 yang nge-junk (alias sampah)... tapi blog itu berisi iklan google adsense yang lumayan sering diklik orang2, mungkin teman2 juga termasuk yg ngeklik.. hehehheeee

Oya, kenapa saya bilang nge-junk??? karena saya hanya men-translate artikel bahasa Indonesia yg saya ketik ke dalam bahasa inggris, translate pun saya minta bantuan sepupunya om google, alias om google translate.. heheee ^^ Alhasil, jadilah blog yg agak rongsokan kesannya... :) tapi tindakan saya ini tidak melanggar TOS Google Adsense, karena saya meletakkan iklan ke dalam artikel bahasa inggris... iya kan????

Well, bagi teman2 yang baik hati, saya mohon jangan melakukan boom-click.. dengan mengklik secara berlebihan iklan google adsense, karena dapat menyebabkan akun adsense di-banned oleh google... (teman saya sudah berapa kali jadi korban hal ini, untung dia bisa dengan mudah mendapatkan akun baru)..

Hmmm... jadi nyimpang jauh nih..hhohoho...OK, ini foto saya bersama surat yg dikirimkan dari google yg berisikan PIN (PIN saya samarkan)...


Blog Archive