Efloresensi Kulit

|0 comments
Efloresensi kulit merupakan morfologi penyakit kulit. Pengetahuan mengenai efloresensi kulit amat diperlukan untuk mendiagnosis semua penyakit kulit, sehingga pengetahuan mengenai efloresensi ini merupakan pengetahuan yang wajib dimiliki oleh semua dokter klinis, termasuk dokter muda yang sedang menjalani kepaniteraan di Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin.
Dalam pemeriksaan efloresensi kulit ini, disamping keahlian dan pengalaman, juga diperlukan unsur dasar yang menunjang identifikasi seperti alat (berupa lup kaca pembesar) dan pencahayaan yang baik.
Lakukan pemeriksaan secara keseluruhan, lalu lakukan pemeriksaan lebih spesifik terhadap bagian kulit pada tubuh yang mempunyai efloresensi dominan. Efloresensi secara umum dibagi menjadi efloresensi primer dan sekunder.
Efloresensi primer dapat berupa:
Makula
Papula
Plak
Urtika
Nodul
Papiloma
Kista
Vesikel
Bula
Pustula
Purpura
Teleangiektasi
Komedo

Sedangkan efloresensi sekunder berupa:
Skuama
Kusta
Erosi
Ulkus
Ekskoriasi
Fisura
Atropi
Sikatriks
Sklerosis
Likenifikasi
Hiperkeratosis
Kunikulus
Sinus
Abses

KARAKTERISTIK PEREMPUAN YANG MELAHIRKAN DI RUMAH DI SWEDIA: STUDI PENDATAAN NASIONAL

|0 comments
Ingegerd M. Hildingsson, MD,a,b,* Helena E. Lindgren, MSc,a Bengt Haglund, DMSc,c,d Ingela J. Radestad, MDa Departemen Ilmu Perawatan dan Kesehatan Masyarakat, Universitas Malardalen, Vasteras, Swedia; Departemen Ilmu Kesehatan, Universitas Mid Sweden, Sundsvall, Swedia; Pusat Epidemiologi, Badan Kesehatan dan Kesejahteraan Nasional, Stockholm, Swedia; Departemen Kesehatan Wanita dan Anak, Universitas Uppsala, Uppsala, Swedia.  

Tujuan: Untuk mengukur proporsi kelahiran di rumah terencana di Swedia dan untuk mengidentifikasi karakteristik maternal dari perempuan yang melahirkan di rumah.

Rancangan penelitian: Studi case control ini meliputi kumpulan data kelahiran dari tahun 1992 hingga 2001 pada 352 perempuan yang melahirkan di rumah dan 1760 perempuan yang melahirkan di rumah sakit. 

Hasil: 439 kelahiran di luar rumah sakit ditemukan selama periode penelitian dan proporsi kelahiran di rumah terencana kurang dari 0,5/1000. Perempuan yang melahirkan di rumah cenderung memiliki 4 anak atau lebih (OR 3,7 [1,4-9,9]), melahirkan di negara Eropa di luar Swedia (OR 3,5 [1,8-6,8]), memiliki pendapatan rumah tangga di bawah rata-rata (OR 2,9 [2,0-4,1]), tidak bekerja di luar rumah (OR 2,4 [1,7-3,5]), memiliki tingkat pendidikan yang tinggi (OR 2,1 [1,5-3,0]) dan usia lebih tua dari 35 tahun (OR 1,7 [1,1-2,5]).

Kesimpulan: Perempuan yang melahirkan di rumah terencana tampaknya merupakan suatu kelompok yang memiliki gaya hidup yang berbeda, dibandingkan dengan perempuan Swedia pada umumnya. Kata kunci: Ibu yang melahirkan di rumah, karakteristik

Nama Baru Penampilan Lama

|2 comments
Blog ini, terselubungsekali.blogspot.com seiring usia telah berganti nama menjadi www.doktermuda.com. Semoga dengan bergantinya nama blog ini, keeksistensian blog ini di dunia maya semakin terjaga. Amiin.