Teori Perubahan Perilaku Kesehatan


Perilaku Kesehatan
(Teori Perubahan Perilaku Kesehatan)*
Mariatul Fadilah dr, MARS


Hal yang penting dalam perilaku kesehatan adalah masalah pembentukan dan perubahan perilaku. Karena perubahan perilaku merupakan tujuan pendidikan atau penyuluhan kesehatan sebagai penunjang program-program kesehatan yang lainnya. Banyak teori tentang perubahan perilaku ini, antara lain akan diuraikan dibawah.

1. Teori Stimulus-Organisme-Respons (SOR)

Teori ini mendasarkan asumsi bahwa penyebab terjadinya perubahan perilaku tergantung kepada kualitas rangsang (stimulus) yang berkomunikasi dengan organisme. Artinya kualitas dari sumber komunikasi (sources) misalnya kredibilitas, kepemimpinan, gaya berbicara sangat menentukan keberhasilan perubahan perilaku seseorang, kelompok atau masyarakat.

Hosland, et al (1953) mengatakan bahwa proses perubahan perilaku pada hakekatnya sama dengan proses belajar. Proses perubahan perilaku tersebut menggambarkan proses belajar pada individu yang terdiri dari :

a. Stimulus (rangsang) yang diberikan pada organisme dapat diterima atau ditolak. Apabila stimulus tersebut tidak diterima atau ditolak berarti stimulus itu tidak efektif mempengaruhi perhatian individu dan berhenti disini. Tetapi bila stimulus diterima oleh organisme berarti ada perhatian dari individu dan stimulus tersebut efektif.

b. Apabila stimulus telah mendapat perhatian dari organisme (diterima) maka ia mengerti stimulus ini dan dilanjutkan kepada proses berikutnya.

c. Setelah itu organisme mengolah stimulus tersebut sehingga terjadi kesediaan untuk bertindak demi stimulus yang telah diterimanya (bersikap).

d. Akhirnya dengan dukungan fasilitas serta dorongan dari lingkungan maka stimulus tersebut mempunyai efek tindakan dari individu tersebut (perubahan perilaku).

Selanjutnya teori ini mengatakan bahwa perilaku dapat berubah hanya apabila stimulus (rangsang) yang diberikan benar-benar melebihi dari stimulus semula. Stimulus yang dapat melebihi stimulus semula ini berarti stimulus yang diberikan harus dapat meyakinkan organisme. Dalam meyakinkan organisme ini, faktor reinforcement memegang peranan penting.

Proses perubahan perilaku berdasarkan teori SOR ini dapat digambarkan seperti dibawah (lihat bagan).

2. Teori Festinger (Dissonance Theory)

Finger (1957) ini telah banyak pengaruhnya dalam psikologi sosial. Teori ini sebenarnya sama dengan konsep imbalance (tidak seimbang). Hal ini berarti bahwa keadaan cognitive dissonance merupakan keadaan ketidakseimbangan psikologis yang diliputi oleh ketegangan diri yang berusaha untuk mencapai keseimbangan kembali. Apabila terjadi keseimbangan dalam diri individu maka berarti sudah tidak terjadi ketegangan diri lagi dan keadaan ini disebut consonance (keseimbangan).

Dissonance (ketidakseimbangan) terjadi karena dalam diri individu terdapat 2 elemen kognisi yang saling bertentangan. Yang dimaksud elemen kognisi adalah pengetahuan, pendapat, atau keyakinan. Apabila individu menghadapi suatu stimulus atau objek dan stimulus tersebut menimbulkan pendapat atau keyakinan yang berbeda / bertentangan didalam diri individu sendiri maka terjadilah dissonance.

Sherwood dan Borrou merumuskan dissonance itu sebagai berikut :

                   Pentingnya stimulus x jumlah kognitif dissonance
Dissonance = --------------------------------------------------------
                   Pentingnya stimulus x jumlah kognitif consonance

Rumus ini menjelaskan bahwa ketidakseimbangan dalam diri seseorang yang akan menyebabkan perubahan perilaku terjadi disebabkan karena adanya perbedaan jumlah elemen kognitif yang seimbang dengan jumlah elemen kognitif yang tidak seimbang serta sama-sama pentingnya. Hal ini akan menimbulkan konflik pada diri individu tersebut.

Contoh : Seorang ibu rumah tangga yang bekerja di kantor. Di satu pihak, dengan bekerja ia dapat tambahan pendapatan bagi keluarganya yang akhirnya dapat memenuhi kebutuhan bagi keluarga dan anak-anaknya, termasuk kebutuhan makanan yang bergizi. Apabila ia tidak bekerja, jelas tidak dapat memenuhi kebutuhan pokok keluarga. Di pihak yang lain, apabila ia bekerja, ia kuatir terhadap perawatan terhadap anak-anaknya akan menimbulkan masalah. Kedua elemen (argumentasi) ini sama-sama pentingnya, yakni rasa tanggung jawabnya sebagai ibu rumah tangga yang baik.

Titik berat dari penyelesaian konflik ini adalah penyesuaian diri secara kognitif. Dengan penyesuaian diri ini maka akan terjadi keseimbangan kembali. Keberhasilan tercapainya keseimbangan kembali ini menunjukkan adanya perubahan sikap dan akhirnya akan terjadi perubahan perilaku.

3. Teori Fungsi

Teori ini berdasarkan anggapan bahwa perubahan perilaku individu itu tergantung kepada kebutuhan. Hal ini berarti bahwa stimulus yang dapat mengakibatkan perubahan perilaku seseorang apabila stimulus tersebut dapat dimengerti dalam konteks kebutuhan orang tersebut. Menurut Katz (1960) perilaku dilatarbelakangi oleh kebutuhan individu yang bersangkutan. Katz berasumsi bahwa :

a. Perilaku itu memiliki fungsi instrumental, artinya dapat berfungsi dan memberikan pelayanan terhadap kebutuhan. Seseorang dapat bertindak (berperilaku) positif terhadap objek demi pemenuhan kebutuhannya. Sebaliknya bila objek tidak dapat memenuhi memenuhi kebutuhannya maka ia akan berperilaku negatif. Misalnya orang mau membuat jamban apabila jamban tersebut benar-benar menjadi kebutuhannya.

b. Perilaku dapat berfungsi sebagai defence mecanism atau sebagai pertahanan diri dalam menghadapi lingkungannya. Artinya dengan perilakunya, dengan tindakan-tindakannya, manusia dapat melindungi ancaman-ancaman yang datang dari luar. Misalnya orang dapat menghindari penyakit demam berdarah karena penyakit tersebut merupakan ancaman bagi dirinya.

c. Perilaku berfungsi sebagai penerima objek dan memberikan arti. Dalam peranannya dengan tindakannya itu, seseorang senantiasa menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Dengan tindakan sehari-hari tersebut seseorang telah melakukan keputusan-keputusan sehubungan dengan objek atau stimulus yang dihadapi.

Pengambilan keputusan yang mengakibatkan tindakan-tindakan tersebut dilakukan secara spontan dan dalam waktu yang singkat. Misalnya bila seseorang merasa sakit kepala maka secara cepat tanpa berpikir lama ia akan bertindak untuk mengatasi rasa sakit tersebut dengan membeli obat di warung dan meminumnya, atau tindakan-tindakan lain.

d. Perilaku berfungsi sebagai nilai ekspresif dari diri seseorang dalam menjawab suatu situasi. Nilai ekspresif ini berasal dari konsep diri seseorang dan merupakan pencerminan dari hati sanubari. Oleh sebab itu perilaku itu dapat merupakan "layar" dimana segala ungkapan diri orang dapat dilihat. Misalnya orang yang sedang marah, senang, gusar, dan sebagainya dapat dilihat dari perilaku atau tindakannya.

Teori ini berkeyakinan bahwa perilaku itu mempunyai fungsi untuk menghadapi dunia luar individu dan senantiasa menyesuaikan diri dengan lingkungannya menurut kebutuhannya. Oleh sebab itu didalam kehidupan manusia, perilaku itu tampak terus-menerus dan berubah secara relatif.

4. Teori Kurt Lewin

Kurt Lewin (1970) berpendapat bahwa perilaku manusia adalah suatu keadaan yang seimbang antara kekuatan-kekuatan pendorong (driving forces) dan kekuatan-kekuatan penahan (restrining forces). Perilaku ini dapat berubah apabila terjadi ketidakseimbangan antara kedua kekuatan tersebut didalam diri seseorang.

Sehingga ada 3 kemungkinan terjadinya perubahan perilaku pada diri seseorang itu, yakni :

a. Kekuatan-kekuatan pendorong meningkat. Hal ini terjadi karena adanya stimulus-stimulus yang mendorong untuk terjadinya perubahan-perubahan perilaku. Stimulus ini berupa penyuluhan-penyuluhan atau informasi-informasi sehubungan dengan perilaku yang bersangkutan. Misalnya seseorang yang belum ikut KB (ada keseimbangan antara pentingnya anak sedikit dengan kepercayaan banyak anak banyak rezeki) dapat berubah perilakunya (ikut KB) kalau kekuatan pendorong yakni pentingnya ber-KB dinaikkan dengan penyuluhan-penyuluhan atau usaha-usaha lain.


                      Kekuatan Pendorong - Meningkat

Perilaku Semula -----------------------------------------> Perilaku Baru

                            Kekuatan Penahan


b. Kekuatan-kekuatan penahan menurun. Hal ini akan terjadi karena adanya stimulus-stimulus yang memperlemah kekuatan penahan tersebut. Misalnya contoh tersebubt diatas, dengan memberikan pengertian kepada orang tersebut bahwa anak banyak rezeki, banyak adalah kepercayaan yang salah maka kekuatan penahan tersebut melemah dan akan terjadi perubahan perilaku pada orang tersebut.


                               Kekuatan Pendorong

Perilaku Semula -----------------------------------------> Perilaku Baru

                               Kekuatan Penahan - Menurun


c. Kekuatan pendorong meningkat, kekuatan penahan menurun. Dengan keadaan semacam ini jelas juga akan terjadi perubahan perilaku. Seperti contoh diatas, penyuluhan KB yang berisikan memberikan pengertian terhadap orang tersebut tentang pentingnya ber-KB dan tidak benarnya kepercayaan anak banyak, rezeki banyak, akan meningkatkan kekuatan pendorong dan sekaligus menurunkan kekuatan penahan.


                          Kekuatan Pendorong - Meningkat

Perilaku Semula -----------------------------------------> Perilaku Baru

                          Kekuatan Penahan - Menurun







PERUBAHAN PERILAKU

Perubahan Perilaku
Jika kita menemukan cara untuk mencari manfaat dari kesehatan terhadap kepekaaan dan perilaku yang responsif dan penyesuaian gaya hidup yang kondusif pada kesehatan, di profesi kita kesehatan harus menemukan arti yang paling efektif dari perluasan manfaat  kesehatan untuk semua.

Prochaska dan DiClemente membantu dengan pengidetifikasian 4 tahap proses pembentukan perubahan perilaku kesehatan :
1.      Prekontemplasi (dimana orang yang tidak tertarik dan tidak berpikir untuk berubah)
2.      Kontemplasi/perenungan (dimana pertimbangan serius diberikan untuk mengubah perilaku)
3.      Tindakan (6 bulan setelah dilakukan usaha untuk mengubah perilaku)
4.      Pemeliharaan (masa dari 6 bulan setelah perubahan perilaku dilakukan dan permasalahan perilaku diperbaiki)

Pada model ”tahap perubahan” sangat berguna ketika rancangan intervensi promosi kesehatan untuk target populasi yang spesifik. Ini menguatkan para praktisi untuk menggunakan strategi yang paling efektif untuk menimbulkan dan menyokong perubahan perilaku, tergantung tahap mana mereka berada.

Berdasarkan Prochaska, mayoritas promosi kesehatan/program pencegahan penyakit dirancang untuk komunitas skala kecil (minoritas) pada tahap tindakan. Dia memperkirakan di antara orang-orang tersebut yang perokok pada tahun 1985 hampir 70% tidak siap pada tahap tindakan. Pada 1986 tahapannya adalah sbb :
1.      Prekontemplasi 35%
2.      Kontemplasi 34%
3.      a. Siap untuk tindakan 15%
b. Tindakan 12%
4.      Pemeliharaan 4%

Dalam perencanaan, implementasi dan evaluasi program promosi kesehatan, praktisi seharusnya mengetahui hal-hal tentang tahapan adopsi  dan kurva difusi. Ini secara umum menerima 6 tipe individu/grup yang menganggap adopsi sebagai inovasi. Individu ini dari inovator hingga adopter lambat yang berada pada level ujung pada kurva lonceng., dengan adopter awal, mayoritas awal, mayoritas akhir dan adopter akhir berada di antara 2-tails pada kurva lonceng.

Ini juga penting  bagi praktisi untuk mengetahui 5 tahap dari adopsi : kesadaran, ketertarikan, ujicoba, keputusan dan adopsi inovator, adopter awal, mayoritas awal, dan mayoritas akhir.

Tahapan perubahan perilaku yang berkaitan dengan Merokok
Usaha konseling merokok sebaiknya bertujuan untuk mengubah perokok berat melalui 4 tahap perubahan perilaku yang dilakukan Prochaska dan diClemente. Tahapan yang diadaptasi untuk menghentikan perokok tsb adalah :
1.      Prekontemplasi
Perokok tidak dimotivasi untuk berhenti merokok.
Mungkin alasannya : ketidaktahuan efek rokok yang berbahaya, kegagalan usaha untuk berhenti merokok di masa lalu, perilaku yang fatalistis, dsb.
Strategi : menciptakan kesadaran mengenai bahaya merokok dan manfaat berhenti merokok. Membantu menganalisa kegagalan usaha berhenti merokok di masa lalu dan mendorong untuk memulainya lagi.

2.      Kontemplasi
Perokok dimotivasi untuk berhenti merokok namun tidak diatur tanggal dimulainya berhenti merokok.
Stategi : penekanan pada harga rokok dan manfaat berhenti merokok, misalnya membeli rokok hanya membuang-buang uang, menjelaskan asap akibat rokok per hari dengan angka yang jelas, tes CO.

3.      Tindakan
Perokok merencanakan berhenti merokok dalam 1 bulan atau telah berhenti kurang dari 1 bulan.
Strategi : mengajarkan teknik khusus berhenti merokok. Memberi dukungan positif atas usahanya.

4.      Pemeliharaan
Perokok setidaknya telah berhenti merokok selama 1 bulan.
Strategi : memberi dukungan atas status mereka yang baru yang telah berhenti merokok dan mencegah merokok lagi, misalnya mengantisipasi situasi yang mungkin menyebabkan merokok lagi dan merencanakan tanggapan seseorang terlebih dahulu.

5.      Terminasi
Ini pada tahap stabil dimana tidak ada godaan untuk merokok di segala situasi dan kepercayaan yang tinggi untuk bertahan agar tidak merokok lagi.

Mengidentifikasi Tahapan pada Perokok
1.      apakah anda pernah terpikir untuk berhenti merokok ? tidak - tahap prekontemplator ; ya – setidaknya pada tahap prekontemplator
2.      apakah anda ingin berhenti merokok ? ya – setidaknya pada tahap kontemplator
3.      apakah anda berencana berhenti merokok ? tidak - tahap kontemplator ; ya –tahap tindakan
4.      berapa lama anda telah berhenti merokok ? kurang dari 1 bulan – tahap tindakan : lebih dari 1 bulan – tahap pemeliharaan

Promosi Motivasi Untuk Berhenti
Seluruh pasien yang masuk pelayanan kesehatan sebaiknya dinilai status penggunaan tembakau secara rutin. Dokter sebaiknya menyarankan perokok untuk berhenti dan menilai harapan pasien untuk berusaha berhenti. Bagi pasien yang siap untuk berhenti saat ini, dokter seharusnya menggunakan rancangan intervensi singkat untuk mempromosi motivasi berhenti merokok

2 comments:

  • Tali Kotang says:
    March 20, 2012 at 10:52 AM

    sangat amat sangat smat sangat bermanfaat kawan :) :)

  • Anak Jogja says:
    March 20, 2012 at 10:53 AM

    lanjutkan adminnya :p

Post a Comment