PIRACETAM
FARMAKOLOGI
Piracetam adalah
nootropik agent yang mempunyai efek vasodilatasi dengan cara memodulasi
neurotransmisi serebral. Piracetam yang
merupakan derivat dari GABA diketahui mempunyai potenis sebagai antiiskemik,
dan dapat mengembalikan perfusi yang abnormal pada kasus stroke dan demensia
dan juga menurunkan keruskaan sel yang diinduksi oleh suatu jejas iskemik
lokal. Walaupun penggunaan piracetam untuk post concussion ini sudah hampir 25
tahun namun studi-studi klinis untuk menilai efektivitas penggunaan piracetam
pada PCS yang dengan disain dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah memang
sangat sangat sedikit.
Piracetam (2-oxo-1 pyrolidine-acetamid) merupakan golongan
nootropic agents yang berbentuk bubuk kristal putih dan tidak berbau. Piracetam
bekerja dengan cara meningkatkan efektifitas dari fungsi telensefalon otak
melalui peningkatan fungsi neurotransmiter kolinergik. Telensefalon inilah yang
mengatur fungsi kognitif pada manusia (memori, kesadaran, belajar dan lain).
Fungsi lain dari piracetam adalah menstimulasi glikolisis
oksidatif, meningkatkan konsumsi oksigen pada otak, serta mempengaruhi
pengaturan cerebrovaskular dan juga mempunyai efek antitrombotik. Oleh karena
itu piracetam biasanya digunakan untuk pengobatan stroke, terutama stroke iskemik Piracetam mempengaruhi aktifitas otak melalui berbagai
mekanisme yang berbeda
- Merangsang transmisi neuron di otak
- Merangsang metabolisme otak
- Memperbaiki mikrovaskular tanpa efek vasodilatasi
FARMAKOKINETIK
Distribusi, Piracetam di distribusikan melewati sawar otak
dan terkonsentrasi pada bagian abu-abu dari korteks cerebri dan cerebelum,
nukleus caudatus, hipokampus, korpus genikulatum lateral, dan pleksus
koroideus. Ekskresi, Piracetam di ekskresi melalui urin dan feces, ekskresi
melalui urin mencapai 98% oleh karena itu diperlukan perhatian khusus pada
penderita dengan gangguan ginjal
PENELITIAN
Salah satu studi klinis yang dilakukan oleh Agrawal D. dkk., ini adalah adalah studi preliminari yang bersifat prospektif dengan desain acak, dengan pembanding plasebo. Hasil studi yang dipublikasikan dalam Jurnal Indian Journal of Neurotrauma Mei tahun 2007 merupakan salah satu studi penggunaan piracetam untuk kasus gejala pasca trauma kepala. Studi yang melibatkan sebanyak 10 subyek yang mendapat piracetam 2,4 gram perhari dan sebanyak 10 subyek sebagai pembanding. Lama pemberian enam minggu. subyek yang mengikuti studi ini adalah pasien pasca trauma kepala yang secara klinis sudah disesuaikan dengan kriteri tentang PCS dari American Congress of Rehabilitation Medicine tentang mild traumatic brain injury yaitu meliputi: 1) kehilangan kesadaran tidak melebihi 30 menit. 2) setelah 30 menit skor GCS menjadi sekitar 13 – 15, dan 3) posttraumatic amnesia tidak melebihi 24 jam. Parameter yang dievaluasi adalah perfusi jaringan otak yang dihitung berdasarkan rasio rata-rata perfusi daerah yang rusak dengan daerah yang tidak terkena kerusakan.
Salah satu studi klinis yang dilakukan oleh Agrawal D. dkk., ini adalah adalah studi preliminari yang bersifat prospektif dengan desain acak, dengan pembanding plasebo. Hasil studi yang dipublikasikan dalam Jurnal Indian Journal of Neurotrauma Mei tahun 2007 merupakan salah satu studi penggunaan piracetam untuk kasus gejala pasca trauma kepala. Studi yang melibatkan sebanyak 10 subyek yang mendapat piracetam 2,4 gram perhari dan sebanyak 10 subyek sebagai pembanding. Lama pemberian enam minggu. subyek yang mengikuti studi ini adalah pasien pasca trauma kepala yang secara klinis sudah disesuaikan dengan kriteri tentang PCS dari American Congress of Rehabilitation Medicine tentang mild traumatic brain injury yaitu meliputi: 1) kehilangan kesadaran tidak melebihi 30 menit. 2) setelah 30 menit skor GCS menjadi sekitar 13 – 15, dan 3) posttraumatic amnesia tidak melebihi 24 jam. Parameter yang dievaluasi adalah perfusi jaringan otak yang dihitung berdasarkan rasio rata-rata perfusi daerah yang rusak dengan daerah yang tidak terkena kerusakan.
Pengukuran
perfusi ini dilakuakn dengan alat yang disebut dengan SPECT (single photon
emission computed tomography). Hasil dari studi tersebut menujukkan bahwa rasio
perfusi jaringan otak pada kelompok yang mendapatkan piracetam meningkat secara
bermakna jika dibandingkan dengan kelompok yang mendapat plasebo, yaitu
masing-masing: 0,959 vs 0,882 dengan P <0 -="-" 0="0" 3="3" 95="95" 9="9" ci="ci" dari="dari" dengan="dengan" dibandingkan="dibandingkan" gejala-gejala="gejala-gejala" hanya="hanya" kelompok="kelompok" pasien="pasien" pcs="pcs" perbaikan="perbaikan" plasebo="plasebo" span="span" terjadi="terjadi" yang="yang">0>
Kesimpulan
dari studi tersebut menujukkan bahwa, defek perfusi serebral yang terlihat
dengan pemeriksaan SPECT mungkin berhubungan dengan manifestasi klinis PCS. Dan
dosis rendah piracetam dapat memperbaiki aliran darah regional dari otak dan
mengembalikan abnormalitas pada pasien ini.
INDIKASI
:
1.
Gejala-gejala involusi yang berhubungan dengan usia lanjut :
- Kemunduran
daya pikir
- Astenia
- Gangguan
adaptasi
- Reaksi
psikomotorik yang terganggu
2.
Alkoholisme kronik dan adiksi :
- Pre-delirium
- Delirium
tremens
- Gangguan fungsi dan kemunduran intelegensia yang diakibatkan
oleh alkoholisme kronik (gangguan
ingatan, konsentrasi pikiran, perhatian, dan intelegensia)
3.
Gejala pasca trauma :
- Disfungsi
serebral sehubungan dengan akibat pasca trauma (sakit kepala, vertigo, agitasi,
gangguan ingatan dan astenia.
DOSIS
:
1.
Dosis
lazim 1,2-4,8 g sehari dalam dosis terbagi 2-3 kali.
2.
Gejala
psikoorganik sehubungan dengan usia lanjut:
Dosis awal : 2,4 g sehari
selama 6 minggu dalam dosis terbagi 3.
Dosis pemeliharaan dianjurkan 1,2 g
sehari dalam dosis terbagi 3.
3.
Gejala
paska trauma :
Dosis awal : 800 mg 3 x sehari. Bila
sudah diperoleh efek yang diinginkan, kurangi dosis secara bertahap sampai 400
mg 3 x sehari
4.
Lamanya
pengobatan :
Pada kasus akut, efek akan segera tampak, sedangkan pada
kasus lainnya, perbaikan terjadi pada minggu ketiga. Untuk menigkatkan
perbaikan maka sebaiknya pengobatan dilanjutkan.
PERINGATAN
DAN PERHATIAN :
1.
Hindari
penghentian obat secara tiba-tiba karena dapat menyebabkan kejang
mioklonik
2.
Penggunaan
piracetam harus hati-hati pada penderita dengan kondisi insufisiensi ginjal,
wanita hamil dan menyusui
3.
Hati-hati
terhadap penderita yang hipersensitif terhadap piracetam
EFEK
SAMPING :
1.
Dosis
dewasa diatas 2,4 gr/hari dapat terjadi tremor, insomnia, fatique, perasaan
mengantuk, cemas, irritabilitas, agitasi
2.
Gangguan
gastrointestinal seperti diare, mual, muntah, gastralgia
3.
Sakit
kepala, dan vertigo.
4.
Mulut
kering, peningkatan libido, peningkatan berat badan, dan reaksi hipersensitif
terhadap kulit.
KONTRA
INDIKASI :
1.
Pada
penderita dengan kerusakan ginjal yang parah (klirens kreatinin < 20
ml/menit)
2.
Penderita
yang hipersensitif terhadap obat ini
INTERAKSI
OBAT :
0 comments:
Post a Comment