Hemofilia adalah penyakit akibat
kekurangan factor pembekuan darah yang diturunkan (herediter) secara sex-
linked recessive pada kromosom X (Xh).
Terdapat 2 macam hemofilia:
Ø Hemofilia
A: akibat defisiensi atau disfungsi
faktor pembekuan VIII.
Ø Hemofilia
B (Christmas disease): akibat difisiensi atau disfungsi faktor IX.
Terdapat juga hemofilia C yaitu penyakit
pendarahan akibat kekurangan faktor XI yang diturunkan secara autosomal
recessive pada gen 4q32q35.
Epidemiologi
Ø Bermanifestasi
klinik pada laki-laki.
Ø Di
Indonesia, diperkirakan sekitar 20.000 kasus dari 200 juta penduduk Indonesia
saat ini.
Ø Hemofilia A sering
dijumpai dibandingkan hemophilia B, yaitu berturut-turut mencapai 80-85% dan
10-15% tanpa memandang ras, geografi dan keadaan sosial ekonomi.
Etiologi
Ø Mutasi
gen
Ø Riwayat
keluarga
Faktor
Resiko
Ø Prevalensi
tinggi pada laki-laki.
Ø Riwayat
keluarga yang menghadapi masalah pendarahan atau pendarahan berulang.
Manifestasi
Klinis
Pendarahan meruapakan tanda klinis khas
yang ditemui pada hemofilia, pendarahan secara spontan atau ringan sampai
sedang serta dapat timbul saat bayi
mulai merangkak. Bergantung juga pada beratnya hemofilia ( aktivitas faktor
pembekuan ).
Mekanisme
Faktor stabilisasi fibrin
XIIIa
|
Ca2+
|
Xa
|
X
|
IXa
|
IX
|
XIa
|
XI
|
XII
|
XIIa
|
releasing
|
Trombosit
|
Tromboplastin
(faktor III)
|
Ruptur Jaringan
|
Tromboplastin Jaringan
|
Fosfolipid&kompleks
lipoprotein
|
Faktor III
|
Aktivator
Protrombin
|
Protrombin
|
Trombin
|
Ca2+
|
Fibrinogen
|
Fibrinogen
Monomer
|
Benang-Benang Fibrin
|
Benang Fibrin yang berikatan
|
VIIa
|
VII
|
Faktor VIII
|
Kontak dengan kolagen / kerusakan darah
|
Fosfolipid
Jaringan
|
Faktor V
|
Ca2+
|
Ø Pembuluh darah mengerut/ mengecil.
|
Ø Keping darah (trombosit) akan
menutup luka pada pembuluh.
|
Ø Faktor-faktor pembeku da-rah
bekerja membuat anyaman (benang - benang fibrin) yang akan menutup luka
sehingga darah berhenti mengalir keluar pembuluh.
|
Oleh karena, kekurangan jumlah factor (VIII atau
IX) pembeku darah tertentu,
mengakibatkan anyaman penutup luka tidak terbentuk sempurna, sehingga darah
tidak berhenti mengalir keluar pembuluh.
Penegakan
Diagnosis:
(a) Anamnesis
: Gejala (waktu), diet, riwayat medis dan keluarga.
(b) Pem.
Fisik : Ketika terjadi
perdarahan di otot dan sendi (hemarthrosis),
penderita akan merasa kesemutan dan panas di tempat dimaksud. Selanjutnya akan
timbul rasa sakit yang hebat dan pembengkakan. Pada umumnya perdarahan di
daerah sendi mengakibatkan sendi tidak dapat digunakan.
(c) Pem.
Lab :
Ø Partial
thromboplastin time - ↑
Ø Faktor
III:c - ↓
Ø Faktor
VIII:Rag – N
Ø Faktor
VIII-c : Faktor VIII-Rag - ↓
Ø Prothrombin
time & bleeding time normal ∴
masalah intrinsic
-
Perbedaan pem. Lab bagi
hemofilia A dan B adalah Hemofilia A akan mengalami kekurangan faktor VIII dan
hemofilia B akan mengalami kekurangan faktor IX. Asai
faktor IX - ↓
Penatalaksanaan
Terapi
Suportif : dalam hemofilia pengobatan yang
rasional adalah dengan menormalkan kadar
faktor anti hemofilia yang kurang. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah :
Ø Menghindari
benturan/luka.
Ø Merencanakan
suatu tindakan operasi serta mempertahankan
kadar aktivitas faktor pembekuan sekitar 30-50%.
Ø Utk
mengatasi pendarahan dilakukan tindakan RICE
– rest, ice, compresssio,elevation pada lokasi pendarahan.
Ø Pemberian
kortikosteroid utk membantu menghilangkan proses inflamasi. Prednison
0.5-1mg/kg bb/ hari selama 5-7hari.
Ø Analgetika
untuk keadaan nyeri.
Ø Rehabilitasi
medik
Terapi
Pengganti Faktor Pembekuan :
Pada kasus hemofilia, terapi pengganti
faktor pembekuan FVIII dan FIX diberikan. Dilakukan 3 kali seminggu untuk
menghindari kecacatan fisik sehingga pasien dapat melakukan aktivitas normal.
Selain itu, pasien yang menghidapi hemofilia dapat juga diberikan konsentrat FVIII/FIX dan juga kriopresipitat AHF.
1-deamino
8-D Arginin Vasopresin (DDAVP) atau Desmopresin
Hormon sintetik anti diuretic merangsang
peningkatan kadar aktivitas FVIII di dalam plasma sampai 4 kali. Pemberian
secara intravena dengan dosis 0.3mg/kgbb dalam 30-50 NaCl 0.9% selama
15-20menit dengan lama kerja 8jam. Dianjurkan untuk hemofilia A.
Antifibrinolitik
Preparat antifibrinolitik digunakan pada
pasien hemofilia B untuk menstabilisasi bekuan/fibrin dengan cara menghambat proses
fibrinolisis.
Terapi
Gen
Dilakukan dengan menggunakan vector
retrovirus, adenovirus dan adeno-associated virus.
Prognosis
Prognosis untuk kasus ini bergantung
pada penangganan atau tatalaksananya. Kalau
diikuti seperti terapi pengganti faktor pembekuan, prognosis akan baik dan
kalau tidak diikuti maka prognosis akan buruk.
Komplikasi
Ø Artropati
hemofilia
Ø Hemartrosis,
pendarahan intramuscular dan hematom.
DD
Ø Hemofilia
A dan B dengan defisiensi faktor XI dan XII.
Ø Hemofilia
A dengan penyakit Von Willebrand (
khususnya varian Normandy ), inhibitor FVIII yang didapat dan kombinasi
defisiensi FVIII dan V congenital.
Ø Hemofilia
B dengan penyakit hati, pemakaian warfarin, defisiensi vitamin K, sangat jarang
inhibitor F IX yang didapat.
0 comments:
Post a Comment