1. Definisi:
è
Satu
kehamilan dengan dua janin atau lebih.
è
Wanita
dengan kehamilan kembar memerlukan pengawasan dan perhatian khusus bila diinginkan
hasil yang memuaskan bagi ibu dan janin.
2. Frekuensi:
è
Menurut
Greulich (1930), pada frekuensi 121 juta kehamilan:
o
Gemelli 1:85
o
Triplet
1:7629
o
Kuadruplet
1:670.743
o
Quitiplet
1:41.600.000
è
Hukum Hellin
o
Kehamilan
kembar dan tunggal 1:89
o
Triplet 1:
892
o
Kuadruplet
1:893
è
Prawioharjo
(1948)
o
Di antara
16.288 persalinan terdapat 197 kehamilan gemelli dan persalinan triplet.
è
Faktor-faktor
yang mempengaruhi kehamilan kembar:
o
Bangsa → Negro di AS > kulit putih
o
Hereditas → keluarga tertentu mempunyai kecenderungan
untuk melahirkan bayi kembar. Pemindahan sifat dapat berlangsung secara
paternal ataupun maternal. Pada umumya pada kehamilan dizigotik.
o
Umur → makin tinggi umur, makin tinggi frekuensinya.
Setelah umur 40 tahun frekuensi kehamilan kembar menurun lagi.
o
Paritas ibu → makin tinggi paritas, makin tinggi
frekuensinya.
3. Etiologi:
è
Faktor
Resiko kehamilan kembar dizigotik dari 2 telur:
o
Bangsa
o
Hereditas
o
Umur
o
Paritas
o
Obat klomid
o
Hormon
gonadotropin
4. Patofisiologi

5. Jenis
1)
Kehamilan
kembar monozigotik
è
Definisi:
kehamilan yang terjadi dari satu telur
o
Disebut juga
identik, homolog, atau uniovuler.
è
Epidemiologi:
o
1/3
kehamilan kembar
o
1/3
kehamilan kembar monozigotik: 2 amnion, 2 korion, dan 2 plasenta; kadang-kadang
2 plasenta menjadi 1.→keadaan ini
tak dapat dibedakan dengan kembar dizigotik.
o
2/3 mpy 1
plasenta, 1 korion , dan 1 atau 2 amnion.
è
Ciri:
o
Jenis
kehamilan kedua anak sama
o
Rupanya sama
atau bayangan cermin; mata, kuping, gigi, rambut, kulit, dan ukuran
antropologik pun sama.
o
Sidik jari
dan telapak sama, atau terbalik satu terhadap lainnya.
o
Satu bayi
kembar mungkin kidal dan yang lainnya biasa karena lokasi daerah motorik di
korteks serebri pada kedua bayi itu berlawanan.
è
Tabel: Saat
Segmentasi dan ketuban pada kehamilan kembar monozigotik
Saat
Segmentasi
|
Keadaan
Ketuban
|
0-72 jam
|
Diamniotik,
dikorionik
|
4-8 hari
|
Diamniotik, monokorionik
|
9-12 hari
|
Monoamniotik, monokorionik
|
13-
hari
|
Monoamniotik, monokorionik, dan kemungkinan
terjadinya kembar siam
|
2)
Kehamilan
kembar dizigotik
o
Definisi:
berasal dari 2 telur
§
Disebut juga
heterolog, binovuler, atau fraternal
o
Ciri:
§
Jenis
kelamin sama atau berbeda
§
Mereka
berbeda seperti anak-anak lain dalam keluarga
§
2 plasenta,
2 korion, 2 amnion
§
Kadang-kadang
2 plasenta menjadi satu
Note:
1)
Superfekundasi :
pembuahan 2 telur yang dikeluarkan pada ovulasi yang sama pada 2 koitus yang
dilakukan dengan jarak waktu pendek.
2)
Superfetasi : kehamilan kedua yang terjadi
beberapa minggu atau beberapa bulan setelah kehamilan pertama terjadi.
6. Manifestasi
Klinis
a.
Pertumbuhan
Janin
i.
BB janin
pada kehamilan kembar lebih ringan daripada janin pada kehamilan tunggal pada
umur kehamilan yang sama.
ii.
Sampai
kehamilan 30 minggu kenaikan BB janin kembar sama dengan janin kehamilan
tunggal. Setelah itu, kenaikan BB lebih kecil, mgkn karena regangan yang
berlebihan menyebabkan peredaran darah plasenta mengurang.
iii.
BB satu
janin pada kehamilan kembar rata-rata 1000 gram lebih ringan daripada janin
kehamilan tunggal.
iv.
BB kedua
janin tidak sama, dapat berbeda 50-100gram.
b.
Letak dan
presentasi janin
i.
Pada umumnya
janin kembar tidak besar dan cairan amnion lebih banyak daripada biasa,
sehingga sering terjadi perubahan presentasi dan posisi janin.
ii.
Letak janin
kedua dapat berubah setelah kelahiran bayi pertama, misalnya dari letak lintang
menjadi letak sunsang,
iii.
Paling
sering:
1.
kedua janin dalam letak-memanjang dengan
presentasi kepala,
2.
presentasi kepala dan bokong,
3.
keduanya
presentasi bokong,
4.
presentasi
kepala dan bahu,
5.
presentasi
bokong dan bahu.
iv.
Yang paling
jarang: keduanya presentasi bahu.
7. Diagnosis
a.
50% D/
kehamilan kembar dibuat secara tepat
jika BB 1 janin < 2500 gr
b.
75% BB >
2500 gr
c. Perlu
dipikirkan kemungkinan kehamilan kembar, jika:
i.
Besarnya
uterus melebihi lamanya amenorea
ii.
Uterus
bertumbuh lebih cepat daripada biasanya pada pemeriksaan berulang
iii.
Penambahan
BB ibu yang mencolok yang tidak disebabkan oleh edema atau obesitas
iv.
Banyak
bagian kecil teraba
v.
Teraba 3
bagian besar janin
vi.
Teraba 2
balotemen.
d. D/ pasti,
dapat ditegakkan if:
i.
Terabanya 2
kepala, 2 bokong, dan satu/2 punggung
ii.
Terdengar 2
denyut jantung yang letaknya berjauhan dengan perbedaan kecepatan paling
sedikit 10 denyut per menit
iii.
Sonogram
dapat membuat diagnosis kehamilan kembar pada triwulan pertama
iv.
Rontgen foto
abdomen
e. Px lain yang
dapat dilakukan:
i.
Pada umumnya
D/ kehamilan triplet, kuadruplet, dan
selebihnya hanya dapat ditentukan secara rontgenologik.
ii.
USG : dapat
lebih diketahui.
8. DD/
a. Hidramnion
i.
Dapat
menyertai kehamilan kembar
ii.
Kadang-kadang
kelainan hanya terdapat pada satu kantong amnion, dan yang satunya
oligohidramnion.
iii.
Px USG : dpt
menentukan apakah pda hidramnion ada kehamilan atau tidak.
b. Kehamilan dengan mioma uteri atau kistoma
ovarii.
i.
Tidak
terdengarnya 2 denyut jantung pada pemeriksaan berulang
ii.
Bagian besar
dan kecil yang sulit digerakkan
iii.
Lokasinya
yang tak berubah
iv.
Px Rontgen
dan USG : untuk membedakan keduanya.
9. Komplikasi
a.
Kehamilan
kembar→ distensi uterus berlebihan→ melewati batas toleransinya→ partus prematurus.
i.
Usia
kehamilan makin pendek dengan makin banyaknya janin dalam kehamilan kembar.
1.
Lama rata2
kehamilan kembar : 260 hari
2.
Triplet :
246 hari
3.
Kuadruplet : 235
hari
b.
Kebutuhan
nutrisi ibu>>>→ anemia dan
penyakit defisiensi lainnya.
c.
Hidramnion
(resiko 10x lebih besar pada kehamilan kembar), hidramnion→ uterus regang→
partus prematurus, inersia uteri, atau perdarahan postrtum
d.
Keregangan
uterus berebihan→iskemia uteri→ preeklampsia dan eklampsia.
e.
Setelah bayi
pertama lahir→ solutio plasenta→ faktor kematian yang tinggi bagi janin
kedua.
f.
Tekanan akibat uterus yang besar→ sesak napas, sering kencing, edema, dan
varises pada tungkai bawah dan vulva
Tabel:
Komplikasi pada kehamilan kembar
Ibu
|
Anak
|
Anemia
|
Hidramnion
|
Hipertensi
|
Malpresentasi
|
Partus
prematurus
|
Plasenta previa
|
Atonia
Uteri
|
Solutio
plasenta
|
Perdarahan
pasca persalinan
|
Ketuban
pecah dini
|
|
Prolapsus
funikuli
|
|
Pertumbuhan
janin terhambat
|
|
Kelainan
bawaan
|
|
Morbiditas
dan mortalitas perinatal meningkat
|
10. Penatalaksanaan
dalam kehamilan
a.
Pencegahan
terhadap preeklampsia dan eklampsia, partus prematurus, dan anemia.
i.
Dengan
demikian perlu dibuat D/ dini untuk kehamilan kembar.
ii.
Pemeriksaan
antenatal perlu dilakukan lebih sering.
1.
Mulai
kehamilan 24 minggu pemeriksaan dilakukan tiap 2 minggu
2.
Sesudah
kehamilan 36 minggu tiap minggu, sehingga tanda-tanda preeklampsia dapat
diketahui dini dan penanganan dapat dikerjakan dengan segera.
iii.
Istirahat
baring dianjurkan lebih banyak → aliran
darah ke plasenta meningkat→ pertumbuhan
janin lebih baik.
b.
Setelah
kehamilan 30 minggu→ hindari
perjalanan jauh dan koitus→ krn
merupakan faktor predisposisi partus prematurus.
c.
Profilaksis
preparat besi untuk mencegah anemia defisiensi besi→ Ferrous Sulfate 3 x 100 mg
d.
Asam folat
e.
Pemakaian
korset→ meringankan beban pembesaran
perut.
f.
Makanan
dianjurkan mengandun banyak protein dan makan dilakukan lebih sering dalam
jumlah sedikit.
11. Penanganan
dalam Persalinan
a.
Semua
persiapan untuk resusitasi dan perawatan bayi prematur disediakan.
i.
Golongan
darah ibu sudah ditentukan dan persediaan darah diadakan mengingat kemungkinan
perdarahan postpartum lebih besar.
ii.
Karena
sebagian besar persalinan kembar bersalin prematur→
pemakaian sedativaperlu dibatasi.
iii.
Episiotomi
mediolateral→ dikerjakan untuk memperpendek kala
pengaluaran dan mengurangi takanan pada kepala bayi
b.
Setelah bayi
pertama lahir, segera dilakukan pemeriksaan-luar dan vaginal→
untuk mengetahui letak dan keadaan kedua janin.
Bila janin dalam letak memanjang→
selaput ketuban dipecahkan→air ketuban dipecahkan perlahan-lahan→
untuk menghindarkan prolapsus funikuli.
c.
Tenggang
waktu antara lahirnya anak pertama dan anak kedua adalah antara 5-15 menit.
i.
Kelahiran
anak kedua < 5 mnt setelah anak pertama lahir→ dapat
menimbulkan trauma persalinan pada anak.
ii.
Kelahiran
anak kedua > 30 mnt →berkurangnya
vol uterus→ insufisiensi uteroplasental. dan dapat terjadi
solutio plasenta sebelum anak kedua dilahirkan.
d.
Bila janin
kedua dalam letak-lintang, denyut jantung janin tidak teratur, terjadi
prolapsus funikuli, atau solutio plasenta, atau bila persalinan spontan tidak
terjadi dalam 15 menit → janin perlu dilahirkan dengan tindakan
obstetrik karena resiko akan meningkat seiring meningkatnya waktu
e.
Indikasi
seksio sesar:
i.
Janin
pertama dalam letak lintang
ii.
Prolapsus
funikuli
iii.
Plasenta
previa
iv.
Dll
f.
Segera
setelah anak kedua lahir, pasien disuntik 10 satuan oksitosin, dan tingginya
fundus diawasi.
g.
Bila
tanda-tanda plasenta lepas tampak→ plasenta dilahirkan dan diberi methergin iv.
h.
Kala IV
diawasi secara cermat dan cukup lama, agar perdarahan postpartum dapat
diketahui dini dan penanggulangannya dilakukan segera.
12. Prognosis
a.
Kematian
perinatal anak kembar lebih tinggi daripada anak kehamilan tunggal. Sebab
utama: prematuritas.
b.
Lebih sering
juga terjadi preeklampsia, kelainan letak, hidramnion, dan operasi obstetrik,
dll→ fetal distress,
trauma persalinan dengan perdarahan serebral, dan anomali kongenital.
c.
Kematian
anak kedua lebih tinggi daripada yang pertama karena lebih sering terjadi
gangguan sirkulasi plasenta setelah anak pertama lahir.
d.
Kematian
anak pada kehamilan monozigotik lebih besar daripada kehamilan dizigotik karena
pada yang pertama dapat terjadi lilitan tali pusat antara janin pertama dan
kedua.
0 comments:
Post a Comment