Standar Penatalaksanaan Taeniasis


DEPARTEMEN IKA
RSMH PALEMBANG

Taeniasis
Kode ICD :
No Dokumen
………….
No.Revisi
……………..
Halaman :

Panduan Praktek
Klinis

Tanggal Revisi
………………..
Ditetapkan Oleh,
Ketua Divisi Infeksi
Dr. Yulia Iriani, Sp.A


Definisi


Adalah infeksi oleh cacing pita dewasa

 Etiologi

Tersering: Taenia saginata (sapi), Taenia solium (babi). Umumnya hanya 1 cacing pita dewasa ada pada usus



Patogenesis

Ingesti daging mentah/tidak matang yang mengandung larva / sisteserkus  à usus halus: sistiserkus à cacing pita dewasa (2 bulan): scolex  menempel di dinding usus halus à parasit menambah segmen-segmen baru à segmen terminal matur dan  gravid (T. saginata 10-12 mg, T. solium 5-12 mg) à 50.000 telur/hari, dapat bertahan hidup sampai 25 tahun

Bentuk Klinis (Klasifikasi)


Tidak ada bentuk klinis khusus


Anamnesis


Manifestasi klinis: asimtomatis, atau keluhan ringan-sedang: nausea, diare, nyeri abdomen, pruritus ani, lemah, tidak nafsu makan, sakit kepala, iritabel


Kriteria Diagnosis


Ditemukannya proglottid pada feses atau pada daerah perianal, atau pengamatan mikroskopis proglottid atau telur cacing pita pada feses

Pemeriksaan
Penunjang


o   Pemeriksaan tinja 3 kali berturut-turut: telur, proglottid
o   Darah rutin: eosinofilia (5-45%)






Tatalaksana


·         Antihelmintik
o   Praziquantel 5-10 mg/kgBB peroral 1 kali (obat pilihan utama) à tidak tersedia di pasaran bebas/apotik di Indonesia (hubungi bagian Parasitologi FKUI Jakarta),
o   Alternatif:
§  Niclosamide (yomesan) 50 mg/kgBB peroral 1 kali  untuk anak, dewasa 2 gram.
§  Mebendazol atau albendazol 2x100 mg peroral 3 hari berturut-turut
o   Tindakan bedah sesuai komplikasi
·         Konsultasi bedah bila terdapat acute surgical abdomen, apendisitis, obstruksi saluran empedu atau pankreas


Prognosis

Angka kesembuhan dengan praziquantel >95%


Komplikasi

Acute surgical abdomen, apendisitis akut, obstruksi saluran empedu atau pankreas, pertumbuhan cacing pita di lokasi ektopik (telinga tengah, jaringan adenoid, kavum uteri)


Tindak Lanjut

·         Pemantauan keberhasilan terapi: pemeriksaan tinja 3 hari berturut-turut setelah pemberian obat (cari scolex, proglottid, telur cacing pita), kemudian 3 bulan kemudian
·         Pencegahan: menghindari kontak erat dengan tikus, kera dan babi


Daftar kepustakaan


Sumarmo SPS, Herry G, Sri Rezeki SH, Hindra IS. Buku ajar infeksi dan pediatri tropis.Edisi kedua. Jakarta: IDAI; 2008.

0 comments:

Post a Comment

Blog Archive